Page 142 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 142

Land Grabbing: Bibliografi Beranotasi  117


              dependence, forum shopping dan adoption of broad, aspirational rules.
                  Dalam  konteks  negara-negara  yang merupakan  target  utama
              dari investasi seperti tidak mempunyai kapasitas untuk memperkuat
              institusi mereka  atau  mengimplementasikan  kondisi pemerintahan
              dimana pendekatan dominan diterima sebagai sesuatu yang penting
              untuk  bisa  memberikan  manfaat  bagi komunitas  lokal. Negara-
              negara  ini tidak  menghalangi, tetapi justru  melindungi apalagi jika
              pemerintah  negara  tersebut  memperoleh  keuntungan  inansial dari
              perjanjian-perjanjian  yang ada  dan  bersaing dengan  negara-negara
              tetangga  untuk  berinvestasi. Di sinilah  sebenarnya  tanah  pada
              kenyataannya dimaknai tidak lebih dari sekedar komoditi. Stephens
              menekankan bahwa pembuat kebijakan harus memahami bahwa tanah
              merupakan  tumpuan  hidup  bagi banyak  keluarga  miskin, sehingga
              aturan atau standar internasional mengenai land grab memiliki posisi
              yang sangat penting. Pemerintah harus punya kepercayaan diri untuk
              mengimplementasikannya   dalam  konteks  multiralteral. Agar  bisa
              efektif, aturan ini harus bisa memberikan sanksi yang tegas.



              (DWP)
              Keterangan: Artikel dapat diunduh di www.iar-gwu.org

              I.46. Tienhaara, Kyla & Smith, Wynet. 2011. “Negotiating Carbon
              Concessions  in  Developing  Countries:  Issues  of  Capacity,
              Conidentiality  &  Corruption”,  artikel  dalam  International
              Conference on Global Land Grabbing 6-8 April 2011. Land Deals
              Politics Initiative (LDPI). Journal of Peasant dan University of
              Sussex.

              Kata Kunci: Liberia, investasi, hutan karbon, korupsi


                  Studi kasus  di Liberia  menunjukkan  betapa  berbahayanya
              investasi asing – yang terlibat  dalam  proyek  hutan  karbon–
              dimana  investor  berada  pada  situasi yang sangat  menguntungkan,
              antara  lain  karena  pejabat  pemerintah  yang tidak  berpengalaman,
              cenderung koruptif. Situasi ini bukan hanya tidak adil, namun juga
              membahayakan   keuangan  negara. Kontrak  yang diajukan  kepada
   137   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147