Page 172 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 172

Land Grabbing: Bibliografi Beranotasi  147


              pangan  lokal, mengusir  populasi lokal, dan  melanggar  konvensi
              HAM. Oleh karena itulah penting bagi IFC untuk memperhitungkan
              bahwa  teknik  asistensi dan  layanan  konsultasi mereka  lebih
              mempromosikan    perlindungan   pada  ketahanan  pangan   dan
              livelihood dari mereka yang sebagian besar merupakan populasi yang
              marjinal dan rentan. Upaya meningkatkan akses investor pada lahan
              di antaranya dilakukan dengan; 1) acces to land product- dilakukan
              dengan  accessing land-mendesain   dan  mengimplementasikan
              sistem yang lebih efektif untuk membuat ekspansi investasi maupun
              investasi baru  menjadi lebih  mungkin; securing land-dilakukan
              dengan  mengembangkan   prosedur  sederhana  dan  transparan  bagi
              investor untuk memperoleh lahan dan kepastian/keamanan hak atas
              properti yang mereka  miliki dengan  harga  transaksi yang rendah;
              developing land-menyederhanakan   perjanjian  yang melibatkan
              multi agen untuk mempersingkat waktu dan menghemat biaya bagi
              investor  untuk  bisa  memperoleh  persyaratan  yang lebih  aman); 2)
              investing across border project, merupakan  model studi banding
              (benchmarking) untuk  membandingkan   kualitas  iklim  investasi di
              berbagai negara, mengindentiikasi good practices  dalam  desain
              kebijakan  investasi dan  implementasinya  seraya  menstimulasi
              reformasi kebijakan investasi di negara yang menjadi klien;  3) land
              market for investment product, terkait  dengan  upaya  mengakses
              tanah, mengamankan    property  dan  kepastian  waktu  serta  biaya
              untuk memperoleh izin pengembangan lahan.
                  Asistensi  teknis  dan  nasehat  teknis  hanya  dilakukan
              untuk  mempromosikan    agenda  pribadi IFC  dan  FIAS, untuk
              merestrukturisasi hukum dan kebijakan-kebijakan agar lebih ramah
              terhadap investor dan pembangunan ekonomi. Pada kenyataannya
              hal ini sangat  bermanfaat  bagi investor  dan  mungkin  bagi
              pemerintah tuan rumah tapi tidak bagi masyarakat lokal. FDI bukan
              ‘magic bullet’ atau  pil ajaib  untuk  pembangunan  dan  jelas-jelas
              tidak memberikan solusi bagi persoalan utama seperti kemiskinan,
              kelaparan, dan  kebutuhan  landreform. Dengan  mempromosikan
              akses investor terhadap tanah dengan tidak mempromosikan dasar-
              dasar hak asasi manusia, visi IFC sudah bisa dikatakan gagal.
   167   168   169   170   171   172   173   174   175   176   177