Page 178 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 178

Land Grabbing: Bibliografi Beranotasi  153


              untuk  memperoleh  keuntungan  yang sebagian  besar  digunakan
              untuk  menanam   tanaman  pangan  dan  untuk  ekspor  (biofuel).
              Pembelian  tanah  dalam  skala  raksasa  ini, pada  kenyataannya,
              menyebabkan   terjadinya  pengusiran  petani-petani miskin  dari
              tanah-tanah mereka.

                  Sekitar  dua  pertiga  investor  di negara  berkembang berniat
              mengekspor  apapun   yang mereka  produksi di tanah  tersebut.
              Penelitian oleh World Bank dan IMF menunjukan bahwa sebagian
              besar tanah yang dijual berada di negara-negara yang paling miskin,
              yang perlindungan hak-hak masyarakat terhadap tanahnya rendah.
              Ekonomi global memperkirakan terjadinya peningkatan permintaan
              sumber daya alam dan pertanian 3 kali lipat pada tahun 2050. Hal
              ini dicontohkan salah satunya dengan areal perkebunan sawit yang
              mengalami peningkatan pada 20 tahun terakhir dari 7,8 juta hektar
              pada tahun 2010, menjadi dua kali lipat pada tahun 2020.

                  Sumber daya tanah yang mengalami tekanan akibat perubahan
              iklim, eksploitasi  sumber  air, dan  kebutuhan  konservasi, akan
              meningkatkan  permintaan  pada  sejumlah  penggunaan  ekonomi,
              karbon  sekuestrasi, produksi biofuel, kayu, dan  tanaman  pangan
              lainnya, serta untuk investasi spekulatif. Pemanfaatan-pemanfaatan
              ini  memicu  terjadinya  konlik  langsung  karena  kebutuhan  tanah
              yang semakin  besar  untuk  bisa  mencukupi kebutuhan  pangan
              dunia. Ditambah lagi, kenaikan harga pangan telah memicu negara-
              negara kaya bergantung pada impor bahan pangan seperti negara-
              negara teluk. Negara-negara ini mencari tanah-tanah dalam jumlah
              yang sangat luas di negara-negara berkembang dengan tujuan untuk
              memastikan keamanan pasokan pangan untuk kebutuhan domestik
              mereka. Tanah menjadi aset yang telah menarik minat para investor,
              karena  harga  pangan  mengalami peningkatan  akibat  berbagai
              tekanan multidimensi ini.
                  Dalam  menghadapi dunia  yang tidak  dapat  diprediksi akibat
              perebutan tanah ini, penting untuk mendorong aktor-aktor global
              mengambil langkah-langkah  untuk  memastikan  bahwa  kelompok
              miskin tidak dirugikan. Dalam hal ini Bank dunia sebagai organisasi
              pembangunan   terbesar  di dunia  dengan  jutaan  dolar  aset  dan
   173   174   175   176   177   178   179   180   181   182   183