Page 183 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 183

158   Dwi Wulan Pujiriyani, dkk


            Sementara kelompok protagonis menjustiikasi perilaku ini sebagai
            dasar pembangunan, konlik yang muncul kemudian adalah antara

            mengkapitalisasikan pemerintah lokal di satu sisi dan mengamankan
            hak-hak tanah di desa di sisi lainnya. Diperlukan upaya-upaya untuk
            memastikan  tidak  ada  konlik  kepentingan  antara  (legal dan extra
            legal) antara pencari investor dan pelindung hak-hak adat.
                Berkaitan  dengan  peran  yang dimainkan  oleh  pemegang hak
            adat dalam proses negosiasi yang sebenarnya, proses yang dilakukan
            harus  benar-benar  tuntas  dan  benar-benar  dapat  diperhitungkan.
            Proses tersebut perlu dievaluasi untuk memperhatikan apakah ada
            upaya mencari jalan pintas, paksaan keterlibatan aktor pemerintah
            dalam proses extra legal, dan sebagainya. Dalam banyak kasus tanah
            adat, biasanya  land users  menyambut  baik  prospek  pembangunan
            yang ditawarkan  melalui proyek  investasi berskala  besar  dengan
            harapan  dapat  memberikan  lapangan  kerja  di sektor  formal dan
            meningkatkan pembangunan infrastruktur.
                Mengenai persoalan  ganti rugi, adanya  persyaratan  hukum
            terkait ganti rugi memiliki pengaruh yang kuat pada ganti rugi yang
            harus dibayarkan seperti (pekerjaan, infrastruktur sosial, dan sumber-
            sumber yang lain). Ini berarti pilihan apa dan bagaimana memberikan
            ganti rugi tidak  boleh  diabaikan  sebagai salah  satu  tanggung
            jawab  investor. Fakta  yang muncul adalah  otoritas  adat  memiliki
            pemahaman   yang sangat  terbatas  tentang tanggung jawab  mereka
            untuk bertindak sesuai hukum yang ada. Seringkali keputusan dibuat
            secara  pribadi dan  bukan  berdasarkan  kepentingan  kolektif. Oleh
            karena itulah check and balance diperlukan otoritas adat dan proses
            konsultasi itu sendiri. Temuan dalam penelitian ini adalah pentingnya
            peran  pemerintah  dalam  memperkuat  legislasi berkaitan  dengan
            investasi dan akuisisi tanah skala besar. Peran antara agen-agen kunci
            pemerintah, masyarakat  sipil, NGO dan  investor  diperlukan  untuk
            memastikan  efektiitas  perlindungan  pada  hak-hak  tanah  adat  dan

            otoritas yang dapat berpengaruh pada pengguna tanah.


            (DWP)
            Keterangan: Artikel dapat diunduh di www.cifor.org
   178   179   180   181   182   183   184   185   186   187   188