Page 185 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 185

160   Dwi Wulan Pujiriyani, dkk


            sebagai dampak bisnis perkebunan karet yang langsung bisa dinikmati
            oleh  petani. Gironde  menyatakan, petani tidak  memiliki informasi
            mengenai rencana-rencana pembangunan dan mereka tidak memiliki
            kemampuan   mempengaruhi keputusan. Hanya     elite  lokal yang
            dianggap bisa menyesuaikan strategi dengan implementasi kebijakan.
            Selain  itu, tidak  semua  petani kecil mampu  mengelola  karet  yang
            menjadikan mereka sangat rentan. Kerentanan ini turut disebabkan
            oleh kehadiran penduduk dari dataran rendah Khmer, yang berhasil
            mengendalikan  lahan  melalui proses  jual beli dan  mengendalikan
            bisnis di luar pertanian. Praktik monopoli korporasi, menurut Gironde
            menambah keterdesakan petani kecil dalam mencari alternatif pasar
            bagi komoditas yang dihasilkannya. Di sisi lain penduduk lokal tidak
            bisa  bersaing dalam  pasar  tenaga  kerja, karena  pendatang dianggap
            memiliki pengetahuan dan kemampuan.
                Dari naskah  ini, Gironde  telah  menunjukkan  “.... the debate
            around land grabbing should not focus only on ‘foreign investor vs.
            local populations’ competition”, akan tetapi proses land grabbing ini
            dapat  terjadi di tingkat  komunitas, seperti yang banyak  terjadi di
            Asia  Tenggara  sejak  era  booming  beberapa  komoditas  perkebunan
            untuk keperluan pasar ekspor.


            (MYS)
            Keterangan: Artikel dapat diunduh di www.cornell-landproject.org


            II.13.  Gordon,  Kathryn  &  Pohl,  Joachim.  2010.  Freedom  of
            Investment  Process,  Responsible  Investment  in  Agriculture.
            Paris:  Organization  for  Economic  Co-operation  and
            Development.


            Kata Kunci: investasi, instrumen, perilaku bisnis


                Investasi, baik  domestik  maupun  asing, baik  oleh  swasta
            maupun   disponsori pemerintah, memainkan    peranan  penting
            dalam   mendukung    pertumbuhan    pertanian.  Negara-negara
            berkembang yang turut   serta  dalam  Roundtable on Promoting
            Responsible Investment in Agriculture  menegaskan  upayanya  dalam
   180   181   182   183   184   185   186   187   188   189   190