Page 184 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 184
Land Grabbing: Bibliografi Beranotasi 159
II.12. Gironde, Christophe. 2012. The Rubber-Tree Boom in
Cambodia: Assessing Small Landholders’ Optimism. Paper
submitted for LDPI Land Grabbing II, September 2012.
Kata Kunci: Kamboja, akuisisi tanah, karet, migran
Naskah ini menjelaskan bagaimana proses perubahan agraria
yang dialami petani di dataran tinggi Ratanakiri Kamboja, yang
disebabkan oleh akuisisi tanah secara luas untuk komoditas karet.
Penulis ingin memperlihatkan bahwa akusisi tanah secara luas tidak
saja dilakukan oleh korporasi asing besar, tetapi juga bisa dilakukan
oleh individu atau petani kecil. Naskah ini menggunakan perspektif
ekonomi politik untuk menganalisis strategi dan perubahan sosial
ekonomi yang berimplikasi pada transisi sumber penghidupan
petani. Kemudian, naskah ini juga mengilustrasikan kompetisi
antara migran yang ingin ikut berpartisipasi dalam perdagangan
karet, dengan rezim komersialisasi yang terwakili oleh perusahaan
besar. Penulis menyoroti beberapa ketidakpastian yang dihadapi.
Bagi penduduk lokal Ratanakiri, ledakan komoditas karet
menyebabkan transformasi yang mendalam khususnya akses terhadap
lahan, karena meningkatnya harga tanah dan perluasan unit produksi,
pengenalan teknologi pertanian yang mendorong kegiatan bisnis di
luar pertanian. Salah satu dampak dari ledakan (booming) karet di
Ratanakiri adalah migrasi besar-besaran dari penduduk Khmer yang
tinggal di dataran rendah. Mereka datang mencari pekerjaan dan
tanah, yang pada akhirnya, menjadi pesaing kuat bagi penduduk
lokal. Banyak petani kecil yang optimis dengan tanaman karet, dan
lebih memilih berinvestasi pada tanaman ini. Hal ini didorong oleh; 1)
rasionalitas petani yang menganggap bahwa karet merupakan bisnis
yang menguntungkan karena umur produksi karet yang panjang, ini
merupakan salah satu investasi bagi keturunannya (anak cucunya);
2) petani masih bisa menanam tanaman pangan di selanya, sehingga
tidak akan menyebabkan krisis pangan, karena selama mereka bisa
mendapatkan tanaman pangan, mereka merasa aman.
Namun demikian, menurut Gironde, optimisme petani ini
disebabkan kesalahpahaman terhadap kondisi peningkatan ekonomi