Page 180 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 180
Land Grabbing: Bibliografi Beranotasi 155
klaim yang sudah ada spektrum konlik akibat adanya pengusiran
komunitas.
Pengadaan tanah skala luas yang meningkat berkaitan
dengan ketersediaan tanah menghadirkan beberapa tren yang
mengkhawatirkan; 1) pengadaan tanah bukanlah solusi untuk
kelaparan dan kemiskinan; 2) tanah tidak dijual atau disewakan
dalam nilainya yang penuh (dijual dari nilai 7 sen sampai 100 dollar
perhektar, dengan proses penjualan yang kurang memenuhi aturan
hukum; semakin minimnya perlindungan hak-hak atas tanah,
semakin investor berusaha memperoleh tanah tersebut; 3) perempuan
beresiko akibat kesepakatan penjualan tanah berskala luas ini. Bank
Dunia berperan penting sebagai; penyokong keuangan investasi
tanah (langkah awal yang harus dilakukan adalah memberikan
hak untuk tahu bahwa ada sebuah persoalan; penasihat kebijakan
(policy advisor) bagi pemerintah di negara-negara berkembang; dan
penetap standar bagi investor lain.
Sebagai penetap standar dunia dan investor raksasa, Bank Dunia
seharusnya membekukan investasi tanah yang terjadi dan mengoreksi
kebijakan dan praktik-praktiknya untuk mencegah terjadinya land
grabbing. Pada masa lalu lembaga ini dipilih untuk membekukan
proses transaksi ketika pemenuhan standar minimal yang tidak
berhasil dilakukan menyebabkan ketercerabutan dan penderitaan.
Harus ada yang berperan menghentikan perburuan tanah secara
global ini. Pembekuan dalam pengadaan tanah pertanian skala luas
di Bank Dunia tetap membutuhkan peningkatan pengamanan dan
pengaturan tanah. Oxfam meminta 6 bulan untuk menyediakan
ruang dan waktu untuk perkembangan empat area kunci; 1) hak-hak
tanah dan pengaturan tanah yang baik; 3) transparansi, FPIC dan
ketahanan pangan. Dalam upaya mempengaruhi pemerintah dan
sektor swasta, akuisisi tanah harus segera dihentikan dan dalam hal
ini harus aktif menghentikan perburuan tanah yang tidak mengikuti
aturan.
(DWP)
Keterangan: Artikel dapat diunduh di www.oxfam.org