Page 233 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 233

208   Dwi Wulan Pujiriyani, dkk


            internasional. Dilihat  dari kepemilikan, wisata  merupakan  potret
            terjadinya foreignization space di Costa Rica. Hampir 75% investasi
            berasal dari Amerika Utara.
                Dampaknya, terjadilah tekanan pada tanah, air dan lingkungan.
            Semua ini menjadi pertanda hadirnya ‘enclave creation’ yaitu sebuah
            proses  di  mana  tujuan  wisata  dikomodiikasi,  diprivatisasi,  dan
            diregulasi oleh nilai dan kebutuhan dari luar. Kekuatan kapitalisme
            pariwisata internasional telah mengubah kawasan Pantai Barat Costa
            Rica menjadi landscape ekonomi transnasional. Ada tiga proses yang
            berkaitan  dengan  pengasingan  komunitas  lokal di wilayah  wisata
            pemukiman yaitu teralienasi (sebagai orang lokal merasa kehilangan
            koneksi dengan daerah mereka yang berubah); komodiikasi tanah-

            tanah keluarga menjadi properti yang marketable serta pengusiran
            penduduk asli.



            (DWP)
            Keterangan: Artikel dapat diunduh di www.landgovernance.org

            II.29. Van Oppeln, Contanze & Schneider, Rafael. 2009. Land
            Grabbing-Poor People Are Lossing The Ground Beneath Their
            Feet. In Brief No.8 April 2009.


            Kata Kunci: Madagaskar, Kamboja, perampasan tanah, pangan,
            HAM, resistensi



                Pembelian  dan  penyewaan  tanah  untuk  produksi pertanian
            bukan  hal baru. Dalam  konteks  land grab, yang baru adalah skala
            dan  kecepatan  klaim  atas  tanah  dan  meluasnya  manipulasi/
            penipuan  pada  hukum-hukum  tanah. Dalam  tulisan  ini dijelaskan
            bagaimana  land grab  hadir  sebagai respon  dari kebutuhan  untuk
            menyediakan  pangan  yang cukup   dan  harga  yang terjangkau.
            Aktor  negara  dan  investor  swasta  dari negara  industri dan  negara-
            negara  yang mengalami krisis  pangan, mencari tanah-tanah  di
            negara  berkembang untuk  menanam  tanaman  pangan  dan  energi
            untuk ekspor. Mereka seringkali disambut elit lokal yang memiliki
            kepentingan  terselubung untuk  memperoleh   keuntungan  dari
   228   229   230   231   232   233   234   235   236   237   238