Page 321 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 321

296   Dwi Wulan Pujiriyani, dkk


            permintaan terhadap produk kelapa sawit akan tetap tinggi di masa-
            masa mendatang. Hal ini disebabkan jika dibandingkan dengan produk
            substitusinya  seperti minyak  kedelai, minyak  jagung dan  minyak
            bunga  matahari, pilihan  terhadap  minyak  kelapa  sawit  diperkirakan
            masih  relatif  tinggi. Relatif  tingginya  pilihan  terhadap  minyak
            kelapa  sawit  disebabkan  minyak  sawit  memiliki banyak  keunggulan
            dibanding produk  substitusinya. Keunggulan  tersebut  antara  lain
            adalah relatif lebih tahan lama disimpan, tahan terhadap tekanan dan
            suhu  tinggi, tidak  cepat  bau, memiliki kandungan  gizi yang relatif
            tinggi, serta bermanfaat sebagai bahan baku berbagai jenis industri.
            Saat  ini, Malaysia  telah  berhasil mengembangkan  produk  turunan
            kelapa  sawit  menjadi sekitar  34 jenis  turunan  yang memperluas
            pangsa pasar minyak sawit di negara tersebut. Keunggulan lain adalah
            dari sisi produktivitas  dan  biaya  produksi. Minyak  sawit  memiliki
            produktivitas relatif lebih tinggi dan biaya produksi yang relatif lebih
            rendah dibanding minyak nabati lain seperti minyak kedelai dan biji
            matahari. Minyak  sawit  bisa  mencapai produksi hingga  3.5 ton  per
            hektar (bahkan lebih), sedang biji kedelai hanya mencapai 0.4 ton per
            hektar, sedang biji matahari mencapai 0.5 ton per hektar. Sementara
            dari sisi biaya produksi, menurut Oil World, biaya produksi rata-rata
            minyak kedelai mencapai US$ 300 per ton, sedangkan minyak sawit
            hanya mencapai US$ 160 per ton. Indonesia juga memiliki keunggulan
            komparatif  lain, yaitu  biaya  tenaga  kerja  yang 55-60% lebih  rendah
            dibandingkan biaya tenaga kerja Malaysia.
                Dalam pandangan Prasetayani dan Miranti, setidaknya ada tiga
            hal yang dapat dilakukan untuk pengembangan industri kelapa sawit.
            Pertama, perlunya pengembangan lembaga riset dan pengembangan
            di bidang kelapa  sawit  untuk  mendukung pengembangan  produksi
            kelapa sawit maupun industri hilirnya (produk turunannya). Malaysia
            yang merupakan  produsen  kelapa  sawit  dunia, memiliki Malaysia
            Palm Oil Board yang merupakan leburan dua lembaga yakni lembaga
            riset  dan  perizinan. Kedua, perlunya  lembaga  promosi khusus
            untuk  mempromosikan  produk  kelapa  sawit  Indonesia  ke  negara-
            negara tujuan ekspor untuk meningkatkan akses pemasaran produk
            Indonesia  di pasar  internasional. Di Malaysia, pemerintah  berperan
            sangat  besar  dalam  mempromosikan  produknya  di luar  negeri. Di
   316   317   318   319   320   321   322   323   324   325   326