Page 322 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 322

Land Grabbing: Bibliografi Beranotasi  297


              samping memiliki Malaysian  Palm  Oil Promotion, melalui konsep
              integrasi pemasaran, negara ini melancarkan promosi di tujuh negara
              yang dananya berasal dari pemerintah, serta secara aktif melakukan
              negosiasi penjualan  dengan  pemerintah  setempat, terutama  dalam
              pengenaan bea masuk. Ketiga, komitmen yang tinggi dari pemerintah
              untuk pengembangan industri kelapa sawit yang diwujudkan antara
              lain dalam bentuk blue print yang jelas tentang pengembangan industri
              kelapa  sawit  Indonesia, kebijakan  yang mendukung pengembangan
              industri dari hulu  hingga  ke  hilir, dan  kegiatan  pengembangan
              industri kelapa  sawit  yang terkoordinir  dan  terintegrasi di antara
              instansi terkait, serta penciptaan iklim investasi yang lebih kondusif
              untuk meningkatkan minat investasi di bidang industri kelapa sawit.



              (VRP)
              Keterangan: Artikel merupakan koleksi pribadi (vegitya.ramadhani@
              yahoo.com)

              IV.  30.  Ratih,  Deddy  dan  Furqon,  Berry  Nahdian.  2011.
              Membangun  Kebun  Kayu,  Merusak  Masa  Depan  Hutan
              Indonesia. Kertas Posisi Anti Monokulturisasi Hutan. Wahana
              Lingkungan Hidup Indonesia.

              Kata kunci: hutan, monokultur, deforestasi, perizinan, masyarakat sipil


                  Kertas posisi yang ditulis Ratih dan Furqon ini dibuat sebagai
              bentuk  respon  masyarakat  sipil terhadap  pembangunan  kebun-
              kebun kayu monokultur dan upaya monokulturisasi hutan. Melalui
              kertas posisi ini, Ratih dan Furqon mencoba memperlihatkan bahwa
              kekacauan paradigma pembagunan hutan tidak hanya terlihat dari
              model-model yang dikembangkan, tetapi juga dari ambigunya data
              tentang kawasan hutan dan hutan-hutan tanaman itu sendiri, di mana
              berdasarkan data dari Kementerian Kehutanan sendiri yang diambil
              dari beberapa  unit  yang berbeda, terdapat  ketidak-konsistenan
              Kementerian  Kehutanan   dalam  angka-angka  yang dikeluarkan
              oleh instansi tersebut. Hal ini bisa dilihat dari data tentang luasan
              kawasan  Hutan  Tanaman  itu  sendiri, di mana  antara  angka-angka
   317   318   319   320   321   322   323   324   325   326   327