Page 324 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 324

Land Grabbing: Bibliografi Beranotasi  299


              dampak sosial dan lingkungan yang besar sekali, yaitu mengancam
              keanekaragaman hayati di suatu kawasan dengan hutan hujan tropis
              terpenting di dunia, sekaligus mengancam keberlangsungan budaya
              masyarakat  adat  yang sudah  sedemikian  tua. Melalui bukunya,
              Richardson  menguji masalah  tersebut  di Indonesia  melalui suatu
              analisis  mengenai isu  tertentu  di masing-masing rantai suplai.
              Berbagai legislasi hukum  rupanya  disponsori oleh  perusahaan-
              perusahaan kelapa sawit yang tergolong sebagai perusahaan ekspansif
              yang tidak menganut prinsip pembangunan berkelanjutan. Konsep
              Produksi Kelapa  Sawit  Berkelanjutan  atau  Sustainably  Produced
              Palm Oil (SPPO) dan keefektifan Roundtable on the Sustainable Palm
              Oil (RSPO) dalam meregulasi sektor industri ini dimungkinkan akan
              sangat bias.
                  Produsen  utama  minyak  kelapa  sawit  di Indonesia  dapat
              dianalisis  melalui suatu  pengujian  mengenai komitmen  mereka
              terhadap  Corporate Social Responsibility  (CSR) dan  kritisisme
              lembaga swadaya masyarakat (NGO) yang bekerja di bidang tersebut.
              Perusahaan  perakitan  yang turut  membeli kelapa  sawit  juga  turut
              diuji secara  kritis.Peran  konsumen  juga  dieksplorasi melalui suatu
              diskusi dari The Australian  Labelling Legislation  yang mengukur
              kesadaran konsumen.
                  Dalam  laporannya  ini, Ricardson  membahas  sejumlah  hal.
              Konsekuensi sosial dan lingkungan dari produksi kelapa sawit yang
              tidak berkelanjutan atau disebut Unsustainable Production of Palm
              Oil  (UPPO) memiliki dampak  yang sangat  merusak  keragaman
              hayati di Indonesia, juga kepada komunitas masyarakat adat, bahkan
              masyarakat luas pada umumnya. Pasar permintaan terhadap minyak
              goreng yang terus meningkat telah mendorong ekspansi perkebunan
              sawit sedemikian menjadi-jadi.
                  Ada dua alat identiikasi kritis dalam buku Richardson ini, yang
              dapat digunakan untuk meminimalisir kerusakan yang diakibatkan
              ekspansi tersebut. Pertama, memotivasi pemerintah     melalui
              sejumlah insentif jika mengamandemen legislasi sehingga tidak lagi
              membiarkan Unsustainable Production of Palm Oil (UPPO) terjadi.
              Ricardson mencontohkan kesepakatan antara pemerintah Indonesia
   319   320   321   322   323   324   325   326   327   328   329