Page 350 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 350
Land Grabbing: Bibliografi Beranotasi 325
tanahMIFEE; pertambangan nikel di Morowali; perkebunan dan
hilirisasi sawit di Sumatera Utara; kompleks industri di Bekasi,
pertambangan Mangan di NTT; pertambangan nikel di Halmahera
dan yang terakhir pengerukan di Kalimantan Selatan.
Desain MP3EI disebutkan bukan hanya melestarikan dan
memperluas pemberian lisensi-lisensi skala besar untuk ekstraksi
sumber daya alam dan produksi komoditas global tersebut,
melainkan juga memperdalamnya melalui pembentukan kawasan-
kawasan ekonomi khusus, termasuk dengan kebijakan pengolahan
komoditas-komoditas yang dihasilkan oleh konsesi tersebut untuk
masuk sebagai bahan mentah industri lain yang berada dalam
satu wilayah penguasaan atau yang disebut dengan ‘hilirisasi’.
Pembentukan kawasan industri seperti ini pada dasarnya adalah
pembentukan suatu zona pengecualian (zones of exception), yaitu
sebuah ruang khusus dimana hukum-hukum dan norma-norma
formal dikecualikan dan diterapkan.
DWP
Keterangan: Pustaka dapat diperoleh di STPN Press
IV. 44. Rmd. “SID jadi Rujukan Cetak Sawah Baru”. Majalah
Bulanan Legislatif, Tahun VIII Edisi XI, November 2011, Hal. 19
– 20.
Kata Kunci: Indonesia, Kalimantan Timur, akuisisi tanah, food estate
Seperti yang telah banyak dilaporkan, praktik akuisisi tanah
secara luas untuk pangan dan energi banyak terjadi di wilayah Afrika
dan Asia termasuk Indonesia. Namun pertanyaan, bagaimana, kapan,
dimana, dan siapa saja yang berperan dalam praktik-praktik akuisisi
tanah secara luas di Indonesia adalah panduan dalam mencari serta
mengenali jejak-jejak praktik akusisi tersebut di wilayah Indonesia.
Dalam hal ini, Majalah Bulanan “Legislatif”, Tahun VIII Edisi XI,
November 2011 secara khusus memuat beberapa reportase/ulasan
yang memberikan informasi tentang salah satu kasus akuisisi tanah
secara luas untuk pangan dan energi di Indonesia, yakni melalui