Page 362 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 362

Land Grabbing: Bibliografi Beranotasi  337


                  Dalam  konteks  perampasan  tanah  dan  formasi rezim  pangan
              dunia ketiga, dijelaskan bahwa pusat kemodernan merepresentasikan
              terminologi ‘not  yet  civilized’. Daerah  pinggiran  (frontier) dilihat
              sebagai  metafor  pembangunan    nasional.  Daerah   pinggiran
              merupakan  kesempatan  dan  potensi negara  serta  pemodal untuk
              memperluas teritori melalui kontrol sumber daya dan mempererat
              relasi produksi. Dalam konteks MIFEE, Merauke dipandang sebagai
              the frontier/uncivilized  yang kemudian  melalui wacana  krisis
              pangan  dan  energi memberi kesempatan  bagi negara  & korporasi
              untuk  mentransformasi ruang, tidak    hanya  wilayah  geograis
              yang kaya, tetapi juga  ruang relasi sosial produksi di Merauke.
              Konsep  MIFEE dalam   teori vent for surplus  menjadi  semacam
              ruang ekonomi terbuka  untuk  memungkinkan   sumberdaya  yang
              tidak  terdayagunakan  menjadi terdayagunakan  secara  produktif.
              Vent  for  surplus  menjadi rasionalitas  untuk  mengekspor  hasil dari
              surplus  lahan  dan  tenaga  kerja. Logika  vent  for  surplus  ini dipakai
              oleh  negara  untuk  menciptakan  corporate  agricultural estate  yang
              menempatkan/melihat krisis pangan dan energi sebagai kesempatan
              untuk  menjadikan  Indonesia  menjadi lumbung padi dunia  (zona
              khusus pertanian). Pinggiran dilihat sebagai potensi bagi negara dan
              korporasi untuk menjadi lebih kompetitif dalam sistem kapitalisme
              dunia. Dari sinilah  kemudian  MIFEE diperkenalkan  secara  resmi
              yang kemudian   memunculkan   berbagai respon  baik  masuknya
              investor  maupun  kontra  dari NGO lingkungan  terkait  dampak
              yang ditimbulkan  (kesenjangan  sosio  kultural, revolusi demograis,

              marjinalisasi ekonomi, dan marjinalisasi politik).
                  Untuk menjelaskan perilaku kapital dalam menciptakan ruang-
              ruang baru untuk mengatasi over-akumulasi, penulis menggunakan
              konsep  ‘spatial ix’ dari Harvey. Sementara  itu  konsep  De  Angelis
              tentang limit kapital digunakan untuk menjelaskan konsep daerah
              pinggiran  dimana  terminologi ‘frontier’ diartikan  sebagai ruang
              sosial yang relatif  dikolonisasi oleh  relasi produksi dan  aktivitas
              kapitalis  dan  political recomposition  (melawan  proses  produksi
              kapitalis  dengan  memunculkan  sebuah  benteng sosial untuk
              membendung proses     komodiikasi dan   akumulasi). Dalam    hal ini
              dapat  dikatakan  bahwa  MIFEE menandai sebuah  strategi kapital
   357   358   359   360   361   362   363   364   365   366   367