Page 365 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 365
340 Dwi Wulan Pujiriyani, dkk
keberlanjutan pertanian tanaman pangan; Membangun kluster
pusat-pusat produksi (10 kluster); Memprioritaskan penggunaan
tanah di wilayah non hutan dan wilayah hutan dialokasikan untuk
produksi hasil hutan; Mengembangkan strategi kerjasama dengan
memprioritaskan pada pembangunan infrastruktur; Memberikan
perhatian pada hak tanah dan isu kelembagaan komunitas lokal dan
isu-isu lain seperti: energi alternatif, perijinan yang mudah sebagai
insentif dalam investasi, konsep agropolitan dan sebagainya. Pada
bagian akhir tulisan ditegaskan kembali bahwa MIFEE merupakan
akar genosida, kerusakan ekologis dan marjinalisasi. MIFEE
berkontribusi pada marginalisasi orang Papua dengan mengambil
alih tanah adat dan sumberdaya mereka, menghilangkan hak-hak
masyarakat, mempercepat deforestasi dan degradasi lingkungan.
(DWP)
Keterangan: Artikel dapat diunduh di http://www.future-agricultures.org
IV.50. Telapak. 2009. Up for Grabs Deforestation and
Exploitation in Papua’s Plantations Boom. Bogor:
Environmental Investigation Agency & Telapak.
Kata Kunci: Papua, sawit, ekspansi perkebunan, biofuel
Hutan Papua yang unik saat ini berada dalam situasi siaga
dari perluasan perkebunan yang main menjadi-jadi. Lebih dari 5
juta hektar tanah telah ditargetkan akan dikonversi guna budidaya
kelapa sawit. Permintaan dunia bahan bakar nabati yang terus
meningkat telah mendorong terjadinya konversi besar-besaran
tersebut. Konversi tersebut akan terjadi pada sebagian besar hutan
hujan tropis liar di hampir seluruh kawasan hutan di Asia Pasiik.
Hutan Papua merupakan tuan rumah bagi keanekaragaman hayati
yang luar biasa, menyedikan sumber penghidupan bagi komunitas
adat lokal, sekaligus sebagai penyimpan karbon dunia yang paling
vital.
Ekspansi perkebunan di Papua ini dipromotori oleh pemerintah
Indonesia dengan tujuan membangun Papua, mengendalikan