Page 370 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 370
Land Grabbing: Bibliografi Beranotasi 345
labour). Perempuan terlibat dalam beberapa jenis pekerjaan seperti
penyemprotan dan pemupukan. Meskipun perempuan diberikan
pekerjaan yang seolah-olah disesuaikan dengan kemampuan
mereka, faktanya tetap terjadi diskriminasi di lapangan seperti
misalya perempuan harus melakukan pemanenan yang sebenarnya
merupakan pekerjaan yang sangat berat begitu juga dengan
pekerjaan penyemprotan yang faktanya merupakan pekerjaan yang
sangat berbahaya karena kontak langsung dengan bahan kimia
yang sangat beracun. Untuk menetralisir, biasanya perempuan akan
mengkonsumsi segelas susu dan sebutir telur yang harus mereka beli
sendiri. Upah yang mereka dapatkan dari pekerjaan ini sangat minim
dibandingkan dengan resiko yang harus dihadapi. Laki-laki memiliki
lebih banyak peluang pekerjaan sebagai staf lapangan atau security.
Perempuan juga akhirnya menjadi pemungut brondolan sawit yang
seringkali harus terintimidasi oleh kekerasan yang dilakukan pihak
keamanan perusahaan.
Ada ambivalensi yang hadir dengan hadirnya perusahaan
sawit. Selain dari berbagai persoalan gender yang dihadapi
perempuan, sawit merupakan harapan bagi perempuan untuk bisa
memperoleh variasi pendapatan untuk memenuhi kebutuhan yang
semakin meningkat seperti membeli makanan, pendidikan anak-
anak dan pelayanan kesehatan. Masyarakat juga merasa bangga
menggunakan istilah ’gaji’ untuk pembayaran yang mereka terima
dari perusahaan baik untuk buah sawit yang mereka jual atau
pembayaran buruh harian mereka. Penduduk desa merasa senang
menerima pembayaran untuk pekerjaan mereka, seperti pekerja di
pabrik-pabrik yang biasanya juga mendapat pembayaran gaji setiap
bulannya. Masyarakat lokal memiliki perubahan sudut pandang
terhadap terminologi ’kerja’ yang dalam pengaruh ide pembangunan,
dilihat sebagai sebuah aktivitas transaksional yang menghasilkan
pembayaran gaji. Aktivitas mencari penghasilan seperti bertani
untuk subsistensi/,emcukupi kebutuhan sendiri, tidak lagi dianggap
sebagai kategori ’kerja’. Persoalan lain yang muncul adalah semakin
menjamurnya cafe-cafe, yang memaksa perempuan untuk terjebak
menjadi penjaja seks komersil.