Page 374 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 374
Land Grabbing: Bibliografi Beranotasi 349
Logistics Korea yang menyewa tanah seluas 1 juta hektar (terluas
dalam sejarah) dengan harga hanya US 6 Milyar saja.
White juga memunculkan apa yang disebut dengan rezim
ketenagakerjaan dimana perkebunan-perkebunan besar dan
wilayah-wilayah dimana pertanian kontrak dipraktikkan umumnya
tidak pernah menjadi zona kemakmuran bagi maasyarakat biasa,
tetapi justru menjadi zona kemiskinan bagi mereka. Hal ini pada
kenyataannya terjadi karena sebagian besar nilai tambah biofuel
terdapat pada kegiatan konversi dan pengolahan (pola kepentingan
modal besar). Perusahaan-perusahaan raksasa akan memasuki
ekonomi pedesaan untuk menjepit penghasilan para petani.
Keuntungan tidakjatuh bagi mereka yang menghasilkan bahan
mentah biomassa dalam jumlah besar, akan tetapi pada mereka
yang menguasai teknologi tinggi berpaten untuk mengolah bahan
mentah menjadi bahan bakar dan produk-produk lainnya. Pada
bagian akhir White merekomendasikan penelitian lanjut mengenai
potensi modus-modus produksi biofuel alternatif dimana modal
dalam skala besar tidak perlu dilibatkan, produksi biofuel dilakukan
dalam skala kecil, ramah lingkungan, untuk keginaan lokal dan
dikombinasikan dalam sistem pertanian campur yang berkelanjutan.
(MBA – DWP)
Keterangan: Artikel dapat diunduh di www.walhi.or.id
IV.53. Wirasaputra, Koesnadi. 2009. Biofuel Sebuah Jebakan.
Catatan dari Pusat Sumatera: Jambi, Riau dan Sumatera
Selatan. Setara-Walhi-Elang-Sawit Watch- Misereor.
Kata Kunci: Indonesia, Sumatera, Sawit, biofuel, gambut
Tulisan ini merupakan penulisan ulang dari hasil-hasil studi
lapangan tentang dampak proyek biofuel di Sumatera dengan
konsentrasi wilayah studi meliputi Propinsi Jambi dengan konsentrasi
studi di Kabupaten Batanghari, Propinsi Riau dengan konsentrasi di
Kabupaten Siak dan Sumatera Selatan. Fakta menunjukan bahwa
proyek biofuel yang banyak menjanjikan segala bentuk kesejahteraan