Page 69 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 69
44 Dwi Wulan Pujiriyani, dkk
ditandatangani, wilayah ini dijaga oleh petugas patroli yang tidak
mengizinkan masyarakat yang semula menggunakan sumber mata
air ini untuk menggunakannya lagi. Dampak yang terjadi bukan pada
kuantitas/debit airnya, tetapi kualitas air akibat praktik pertanian yang
kurang bertanggungjawab dan kurangnya kepedulian pada pengguna
air yang berada di bagian hilir. Tercemarnya mata air menyebabkan air
menjadi tidak layak lagi untuk dikonsumsi. Air menjadi kotor, tidak
bisa diminum dan tidak bisa digunakan untuk keperluan domestik.
Persoalan di Iringa berawal dari sebuah tanah seluas 1400 hektar
yang disewa investor untuk usaha pertanian dan peternakan. Sebelum
terjadi perjanjian sewa, tanah sudah digunakan oleh penduduk
desa Mwilamba dan Ibumila untuk beternak dan bertani selama
musim penghujan. Sejak terjadi perjanjian sewa, semua kegiatan
ini tidak diijinkan, semua penduduk desa harus meninggalkan area
ini ditambah lagi dengan penjaga keamanan yang selalu berpatroli
mengamankan area. Menurunnya kualitas air minum disebabkan
pertanian jelai dan jewawut secara intensif. Pertanian yang intensif
semacam ini memerlukan herbisida dan pupuk yang sebagian
mengandung nitrat. Beberapa jenis pupuk yang sudah jelas-jelas
dilarang penggunaannya sesuai peraturan yang berlaku di Tanzania
ternyata tetap digunakan, seperti ARTEA 330 EC, sejenis fungisida
yang berbahaya. Menurunnya kualitas air juga disebabkan oleh
ratusan ternak yang merumput dengan bebas di sekitar sumber mata
air. Hal ini menyebabkan sumber air tercemar oleh bakteri E.coli
yang berasal dari kotoran ternak. Ada beberapa faktor yang memicu
persoalan tidak transparannya perjanjian sampai persoalan polusi
sumber air minum masyarakat yaitu ketidakpastian batas lokasi
dengan tanggungjawab administrasi; kegagalan pemegang otoritas
daerah ketika mengkonsultasikannya dengan masyarakat; kegiatan
pertanian yang diilaksanakan tanpa sepengetahuan masyarakat
bawah atau otoritas terakait; serta terhambatnya proses negosiasi
karena kurangnya dokumentasi berkaitan dengan kontrak.
Tulisan ini mendiskusikan penyebab langsung dari pencemaran
air (penggunaan pupuk dan pestisida serta kehadiran ternak sapi) dan
penyebab tidak langsung (batasan administratif yang tidak jelas, kurangnya
partisipasi dan transparansi, ketidakpatuhan terhadap prosedur yang