Page 85 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 85
60 Dwi Wulan Pujiriyani, dkk
Persoalan yang terakhir adalah konservasi kehidupan laut (Marine
Conservation). Tanzania memiliki garis pantai sekitar 800 km dengan
keragaman biologis dan sumberdaya pantai yang menyediakan basis
penghidupan untuk nelayan dan anggota keluarga mereka. Petani
kecil juga mengandalkan pemenuhan kebutuhan protein mereka
dari ikan. Industri perikanan dan penangkapan ikan di sepanjang
pantai berfokus pada pasar ekspor dan hidangan kelas mewah.
Fasilitas wisata kawasan pesisir menyebabkan semakin meluasnya
pengembangan kawasan garis pantai. Pembangunan Marine Park
melewati 10 desa yang dihuni oleh 15.000 sampai 18.000 warga, 45-
65% mereka bergantung pada sumberdaya laut. Terdapat ‘core zones’
dari karang, bakau dan hutan pesisir, dimana nelayan tradisional dan
penduduk tidak lagi diizinkan mengakses sumberdaya alam tersebut.
Area ini merupakan kawasan penangkapan ikan yang paling kaya.
Tempat ini boleh dimasuki oleh wisatawan, pebisnis hotel, peneliti,
dan penyelam untuk mengembangkan bisnis wisata, berkunjung, atau
melakukan penelitian. Zona kedua adalah ‘speciic use zones’ dimana
nelayan diizinkan untuk menggunakan beberapa tipe alat penangkap
ikan seperti pancing atau jaring perangkap. Pencarian ikan oleh bukan
penduduk asli tidak diizinkan. Yang ketiga adalah ‘general use zone’. Di
area ini penjaringan ikan diijinkan meskipun ada aturan tentang ukuran
jaring yang diperbolehkan. Manfaat dari proyek Green Resources pada
komunitas lokal pada kenyataannya tidak seperti yang dijanjikan.
Proyek Green Resources menggunakan standar pembangunan yang
rendah. Hanya sedikit masyarakat yang bisa terlibat dalam pekerjaan
penuh waktu. Selain itu sebagian besar pekerja dibayar murah di bawah
standar upah minimum. Jalan-jalan yang dibangun adalah jalan-jalan
menuju lokasi taman yang tidak langsung bermanfaat bagi desa. Hanya
ada janji untuk memberikan akses terhadap air, tetapi tidak ada upaya
mensuplai air ke desa yang sudah terealisasi.
Dalam paper ini ditunjukan bahwa community based
conservation, membuat penduduk lokal kehilangan akses atas tanah
dan sumberdaya alam. Baik dalam konservasi kehidupan liar maupun
konservasi laut, terlihat kecenderuangan pemusatan kembali kontrol
atas sumberdaya, yang dikombinasikan dengan ketidakberdayaan
komunitas lokal. Ini terjadi karena wacana win-win yang dideklarasikan