Page 89 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 89

64    Dwi Wulan Pujiriyani, dkk


            mendasar atau akar perampasan tanah, yaitu pola industrial di mana
            produksi pangan dan energi serta konsumsi dikontrol oleh perusahaan
            multinasional. Hal ini sangat problematis jika dijawab dengan win-win
            solution. Dalam pandangan Borras dan Franco kerangka CoC bukannya
            menghalangi perampasan   tanah, namun  justru  memfasilitasinya.
            Oleh karena itulah kerangka CoC tidak bisa dipertimbangkan sebagai
            jalan keluar ataupun sebuah pendekatan alternatif.
                Borras  dan  Franco  juga  menyadari bahwa  setiap  usulan  pasti
            memiliki kelemahan. Tetapi pendekatan   pragmatis  tetap  tidak
            bisa  dijadikan  alasan  untuk  menghadapi perampasan   tanah
            global berskala  besar. Perampasan  tanah  tidak  bisa  dihindarkan.
            Perampasan  tanah  global berskala  besar  harus  direspon  dengan
            tujuan utama untuk menghentikannya. Kedua penulis berkeyakinan
            bahwa  perampasan  tanah  global skala  besar  ini bisa  dihindari.
            Untuk itu dibutuhkan sebuah analisis berbasis keadilan sosial yang
            menghubungkan   penyebab  kemiskinan  pedesaan  dengan  sistem
            TNC yang dikendalikan secara global dengan produksi pangan dan
            energi, distribusi, dan konsumsi, serta dampak negatifnya terhadap
            masyarakat  dan  lingkungan. Jalan  keluar  ini dapat  menjadi sarana
            untuk melindungi akses tanah dan kepentingan rakyat miskin dalam
            kerangka hak asasi manusia.


            (VRP)
            Keterangan: Artikel dapat diunduh di www.responsibleagroinvesment.org

            I.14.  Borras,  Saturnino  &  Franco,  Jennifer.  2011.  Political
            Dynamics of Land-grabbing in Southeast Asia: Understanding
            Europe’s  Role,  Transnational  Institute  and  The  Just  Trade
            Project. www.tni.org.

            Kata Kunci: Asia Tenggara, tanah terlantar, kebijakan, pangan, krisis energi



                Perampasan  tanah  terjadi pada  level dan  kecepatan  yang
            signiikan  di Asia  Tenggara. Beberapa  karakteristik  akuisisi tanah

            di Asia  ini berbeda  dengan  Afrika. Sepintas, Eropa  tampak  bukan
            sebagai penggerak  utama  perampasan  tanah  di Asia. Pemeriksaan
   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94