Page 88 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 88

Land Grabbing: Bibliografi Beranotasi  63


              merupakan  bagian  yang tidak  dapat  dipisahkan  dalam  memahami
              dampak  perubahan  tata  guna  lahan  di pedesaan, mengingat  adanya
              perbedaan strata antar warga. Penulis menegaskan, “Land-use change
              will have diferent impacts on these various strata of the rural poor and
              between them and rich farmers, landlords, moneylenders and traders (the
              ‘non-poor’). It is not possible to fully understand the diferential impact
              of land-use change on the ‘rural poor’ without deploying class analysis”
                  Lebih  jauh, kedua  penulis  menguraikan  keterkaitan  antara
              perubahan  tata  guna  lahan  dan  hubungan  kepemilikan  dalam
              merespon  krisis  pangan  dan  energi global, serta  perubahan  iklim.
              Salah  satu  alternatif  strategi yang diperlukan, baik  oleh  gerakan
              agraria  maupun  lingkungan, adalah  konsep  “food–energy–land
              sovereignty”.  Dengan  demikian, keterkaitan  dua  dimensi tersebut
              bermuara pada,“the capacity to produce enough food and at the same
              time address the issue of democratic access/food security for all;
              and the capacity to utilize natural resources (land,water) to produce
              food and fuel, but in ways that do not undermine the biophysical
              environment in the long run.”


              (MYS)

              Keterangan: Artikel dapat diunduh di www.tni.org

              I.13.  Borras,  Saturnino  &  Franco,  Jennifer.  “From  Threat  to
              Opportunity? Problems with the Idea of a “Code of Conduct”
              for Land-Grabbing”. www.responsibleagroinvesment.org

              Kata Kunci: kode etik, keadilan, akses tanah, rakyat miskin



                  Keberatan  Borras  dan  Jenifer  terhadap  code of conduct  (CoC)
              adalah karena dasar pengusulan CoC tidak berpihak pada masyarakat
              miskin. Dengan kata lain, CoC tidak memperjuangkan keadilan sosial
              berbasis  analisis  penyebab  kemiskinan  (pedesaan), dan  kebutuhan
              untuk  melindungi dan  memajukan  akses  tanah  masyarakat  miskin,
              serta  kepentingan  kepemilikan  masyarakat  (pedesaan). Menurut
              kedua penulis, kerangka CoC yang diajukan dalam rangka merespon
              perampasan  tanah  global tersebut  telah  jauh  berbelok  dari masalah
   83   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93