Page 86 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 86

Land Grabbing: Bibliografi Beranotasi  61


              secara  internasional seperti halnya  rencana  konservasi dan  konsep
              berbasis komunitas yang saling menguntungkan, pada kenyataannya
              tidak terjadi. Meningkatnya komodiikasi keragaman dan sumberdaya
              alam yang terjadi karena booming wisata safari, mempercepat proses
              ini. Aktor  besar  di balik  semua  ini adalah  kelompok  konservasi
              internasional, organisasi donor asing, dan agen pemerintah yang fokus
              untuk  memperoleh  kontrol kembali atas  sumber  daya  yang bernilai
              untuk mengkapitalisasi peningkatan sewa tanah.
                  Di sisi lain, pengelolaan  partisipatif  dalam  sektor  kehutanan
              seringkali dilihat  sebagai contoh  sukses  dari konservasi berbasis
              komunitas. Tanzania  dianggap  sebagai model implementasi REDD
              dan  CBFM (Community Based   Forest Management). Kasus  CBFM
              menunjukkan   adanya  banyak  tantangan  dalam  implementasinya
              termasuk  penundaan  yang diintepretasikan  sebagai resistensi pasif
              dari otoritas  pusat  dan  resistensi aktif  dari pemerintah  lokal. Salah
              satu faktor yang menghambat penyerahan otoritas di level lokal adalah
              harapan  akan  kucuran  dana  dari REDD. Sementara  itu  kasus  hutan
              karbon  memberikan  ilustrasi lain  tentang upaya  konservasi yang
              dilakukan  untuk  mengatasi perubahan  iklim. Hutan  karbon  pada
              kenyataannya menghasilkan perbedaan antara kelompok pemenang
              (the winners) dan kelompok yang kalah (the lossers). Pemenang utama
              dalam kasus ini adalah perusahaan penanam pohon yang memperoleh
              tanah luas dengan harga murah untuk menjual kredit karbon untuk
              polusi industri di daerah utara. Mereka yang gagal adalah petani skala
              kecil yang kehilangan kontrol atas tanah mereka dan tidak menerima
              ganti rugi yang dijanjikan. Pola  umum  dari semua  kasus  ini adalah
              bentuk baru dari akumulasi primitif yang diciptakan oleh aktor global
              dengan  kepentingan  tertentu  (konservasi keragaman, wisata  safari,
              mitigasi perubahan  iklim) untuk  memperoleh  tanah  dengan  murah
              melalui investasi kapital.



              (DWP)
              Keterangan:  Artikel  dapat  diunduh    di  http://www.future-
              agricultures.org
   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91