Page 132 - Berangkat Dari Agraria
P. 132

BAB III  109
                                                   Kronik Hukum Agraria Nasional

             3.4.  Reforma Agraria dalam RPJM 34
                 Sebelum  dilaksanakan,  agenda  reforma agraria  dipastikan
             masuk dalam  naskah  perencanaan  pembangunan,  yang dikenal
             sebagai  Rencana  Pembangunan  Jangka  Menengah  Nasional  yang
             berlaku 5 (lima) tahun. Di mana posisi reforma agraria dalam naskah
             perencanaan pembangunan nasional yang berlaku dalam lima tahun
             ke depan?
                 Secara utuh, Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang
             Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional  2020 – 2024,
             mengandung 9 bab  substansi,  yaitu: (1)  RPJMN  IV  2020  –  2024:
             Indonesia berpenghasilan menengah –  tinggi  yang  sejahtera,  adil
             dan berkesinambungan; (2) Memperkuat ketahanan ekonomi untuk
             pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan; (3) Mengembangkan
             wilayah untuk mengurangi kesenjangan dan menjamin pemerataan;
             (4)  Meningkatkan SDM berkualitas  dan berdaya  saing; (5)
             Revolusi  mental dan pembangunan  kebudayaan;  (6)  Memperkuat
             infrastruktur  untuk  mendukung  pengembangan ekonomi  dan
             pelayanan dasar; (7) Membangun lingkungan hidup, meningkatkan
             ketahanan bencana dan perubahan iklim; (8) Memperkuat stabilitas
             polhukam dan  transformasi  pelayanan  publik, dan;  (9)  Kaidah
             pelaksanaan.
                 Posisi  reforma  agraria  dalam RPJMN 2020 – 2024  terdapat
             di  dalam Bab 3  di bawah judul  mengembangkan  wilayah  untuk
             mengurangi kesenjangan dan menjamin pemerataan. Kondisi saat
             ini, naskah RPJMN mengabarkan: ketimpangan, kemiskinan, IPM
             rendah.

             Isu strategis, visi, misi dan renaksi
                 Isu  strategis  kewilayahan  ada  6 point,  pada point  ke-5:
             “Rendahnya kepastian hukum hak  atas  tanah  dan  tingginya
             ketimpangan pemilikan, penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan
             tanah,  yang ditandai  dengan  (a)  Cakupan  peta dasar  pertanahan
             baru  48,4  persen,  (b)  Cakupan  bidang  tanah  bersertipikat  yang


             34   Sekretariat Kabinet, 3 November 2020.
   127   128   129   130   131   132   133   134   135   136   137