Page 108 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 108

Masalah Agraria di Indonesia

                  Selain itu rakyat juga dilarang menamam tembakau Vir-
                  ginia padahal harganya cukup tinggi di pasaran dunia.
                  Penanaman tembakau ini dimonopoli oleh onderneming.
                  Amtenar B. B. diwajibkan menjaga agar pelanggaran ini
                  jangan terjadi. Pelanggaran atas larangan ini dapat dihukum
                  denda f 10,- atau penjara 6 hari, dan tanamannya dapat
                  dibongkar atas putusan pengadilan
                d. Urusan air dikuasai oleh onderneming
                  Air untuk sawah rakyat hanya sekedar kalau ada belas ka-
                  sihan pabrik. Rakyat yang sudah membayar “pajak air”
                  masih dianaktirikan dalam mendapatkan air. Biasanya,
                  untuk sawah rakyat diberikan air di waktu malam, sedang-
                  kan untuk onderneming diberikan pada waktu siang. Hal
                  ini disengaja oleh onderneming agar para petani saling
                  berperang untuk memperebutkan air. Di samping sudah
                  membayar pajak air, para petani masih juga dibebankan
                  untuk membayar “uang tembakau” atau “uang rokok” kepa-
                  da mandor-mandor air. Hanya dengan belas kasihan man-
                  dor yang maha kuasa atas bumi dan air rakyat mendapat
                  air sekadar untuk menyambung umur tanaman padinya.
                  Demikianlah sejarah dan praktik Undang-undang sewa
                  tanah di daerah kerajaan. Dengan VGHR ini praktis tanah
                  pertanian yang baik-baik di seluruh daerah Surakarta dan
                  Yogyakarta sudah dikuasai oleh onderneming. Baru kalau
                  tanah itu sudah kurus kering, tidak dapat menghasilkan lagi,
                  ibarat habis manis sepah dibuang, lalu dikembalikan kepada
                  Negeri yang biasa dinamakan “tanah konduran” (tanah
                  yang sudah dipulangkan kembali).
                  Untuk daerah Surakarta dan Yogyakarta yang menjadi sa-
                  rang pemodal asing dalam lapangan perkebunan tebu dan

                                                                   87
   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113