Page 111 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 111

Mochammad Tauchid

            II. Hak Pinjam

                Hak pinjam ini diberikan dengan Undang-Undang 1906
            (Stbl.. 1906 No 276), berdasarkan Undang-Undang Hukum
            Perdata pasal 1740. Undang-undang ini diberikan untuk
            kepentingan pendirian bangunan-bangunan umum, seperti
            rumah sakit atau poliklinik dan sebagainya.
                Dasarnya adalah pinjam-meminjam atas satu persetujuan
            dari pihak yang mempunyai benda lalu menyerahkan benda
            itu kepada pihak lain untuk dipakainya dengan cuma-cuma.
            Si peminjam harus mengembalikan kalau barang itu sudah
            selesai dipakai menurut keperluannya. Menurut peraturan
            dalam Stbl. 1933 No 481, Residen diberikan hak untuk mem-
            berikan tanah negeri yang bebas, yaitu tanah-tanah yang dapat
            diberikan dengan hak eigendom, dengan hak pinjam seperti
            tersebut di atas.
                Hak pinjam ini adalah hak persorangan (persoonlijke
            recht), tidak mempunyai hak benda, jadi tidak dapat dijadikan
            tanggungan dalam utang-piutang.

            III. Hak Pakai

                Hak ini adalah hak persorangan, hanya berlaku untuk
            bangsa Indonesia (orang atau Badan Hukum). Pemberiannya
            didasarkan atas Stbl. 1933 No 481, dan dapat dilakukan dalam
            jangka waktu yang tidak terbatas.
                Hak ini diberikan kepada orang-orang Indonesia yang
            tinggal dan mengerjakan tanah bekas kebun Negeri (kebun
            kopi). Karena itu, tanah semacam ini terdapat di tempat-tem-
            pat yang ada bekas kebun kopi negeri. Kemudian tidak ada
            pemberian lagi semacam itu.
                                   =====
            90
   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115   116