Page 132 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 132

Masalah Agraria di Indonesia

                    Pemberian erfpacht di daerah Swapraja di luar Jawa dan
                Madura pokoknya mengenai dasar yang dipakai untuk
                erfpacht daerah Gubernemen, seperti terdapat dalam Stbl.
                1914 No. 367. Mulai berlakunya peraturan erfpacht ini (me-
                nurut Gouvernements Besluit 2 Februari 1919 No. 51, Stbl.
                1919 No. 61), kalau perlu tidak bersamaan untuk seluruh da-
                erah luar Jawa, tetapi daerah demi daerah, atau bagian daerah
                demi bagian daerah, menurut waktu yang telah ditentukan
                oleh Gubernur Jendral. Untuk Swapraja dan dengan Korte
                Verklaring, Gubernur Jendral dapat segera menetapkan. Teta-
                pi untuk daerah Swapraja dengan Kontrak Panjang, memer-
                lukan lagi peraturan tambahan.
                    Perjanjian-perjanjian Erfpacht ini tidak memakai apa yang
                tersebut dalam perjanjian konsesi tetapi dengan peraturan
                yang baru, atas pengalaman yang lama. Pemberian hak
                erfpacht yang berdasarkan Keputusan Pemerintah 26 Oktober
                1916 No. 32 (Bijbl 9025) lebih menguntungkan hak konsesi.
                    Pemberian hak erfpacht oleh Raja harus mendapat izin
                dari Hoofd van Gewestelijk Bestuur berdasarkan peraturan-
                peraturan yang sudah ditentukan, yaitu harus mengingat ke-
                pentingan Swapraja, kepentingan penduduk, dan kepentingan
                umum lainnya.
                    Dalam mempertimbangkan permintaan erfpacht, kepala
                pemerintahan daerah harus mengikuti ketentuan-ketentuan
                yang sudah ditetapkan oleh Gubernur Jendral atau Direktur
                B.B. Erfpacht diberikan untuk jangka waktu yang tidak boleh
                lebih dari 75 tahun, tetapi bilamana perlu dapat diperpanjang
                lagi. Luas tanah yang diberikan sebanyak-banyaknya 3500
                (tiga ribu lima ratus) ha seperti untuk konsesi.
                    Menurut perjanjian tidak diperbolehkan pemakaian tanah

                                                                   111
   127   128   129   130   131   132   133   134   135   136   137