Page 140 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 140

Masalah Agraria di Indonesia

                Maksud itu terhalang karena malaise pada kira-kira tahun
                1920, kekurangan tempat tinggal dan biayanya dianggap ter-
                lalu besar. Karena itu kembali lagi kepada peraturan yang lama.
                    Parlemen Negeri Belanda turut campur dalam soal per-
                tentangan mengenai penghapusan poenale sanctie. Muncul
                suara dalam Tweede Kamer untuk segera menghapuskan poe-
                nale sanctie. Terutama bagi onderneming tembakau di Deli
                yang mengalami perubahan dengan seketika pada tahun 1931
                karena putusan Amerika Serikat. Dalam perubahan Tarief wet
                di Amerika Serikat diusulkan supaya tidak lagi menerima pro-
                duksi dari hasil kerja paksa (forced labour), juga yang muncul
                dari bantuan “indentured labour” dengan kerja paksa menurut
                poenale sanctie itu. Pada waktu peraturan ini akan dijadikan
                Undang-Undang pada tahun 1925, dianjurkan kepada Hindia
                Belanda supaya sejak sat itu Ordonansi Kuli ditinjau 5 tahun
                sekali dan sejak taun 1930 supaya berangsur-angsur dapat
                dikurangi sedapat mungkin, dan ditetapkan penghapusannya.
                    Untuk menarik supaya kuli-kuli dapat tetap (lama) bekerja
                pada onderneming, kepada kuli-kuli yang sudah berkeluarga
                dan sudah bekerja lima tahun diberi rumah sendiri sekadar-
                nya. Peninjauan Ordonansi Kuli yang pertama pada tahun 1931
                diputuskan mulai mengurangi jumlah kuli-kuli dengan kontrak.
                Bagi onderneming-onderneming yang dibuka sejak tahun
                1921, mulai tahun 1936 ditetapkan: 50% dari pekerjanya ter-
                diri dari kuli yang tidak kontrak (vrije arbeiders). Keberatan
                yang selalu ada pada pihak onderneming ialah kekhawatiran
                bahwa dengan kemerdekaan kuli-kuli itu nanti akan dengan
                mudah mondar-mandir dari satu onderneming ke onderne-
                ming lainnya. Untuk menjaga hal ini, pada tahun 1931 di Me-
                dan didirikan Kantor Pendaftaran (Registratie Kamer). Kantor

                                                                   119
   135   136   137   138   139   140   141   142   143   144   145