Page 144 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 144

Masalah Agraria di Indonesia

                    Pembela onderneming dan poenale sanctie-nya menga-
                takan bahwa berlakunya poenale sanctie bukanlah hal yang
                mengherankan. Kalau dilihat ke belakang bahwa pada permu-
                laan pembukaan onderneming dari hutan belukar, mereka
                memerlukan tenaga yang diikat dengan kontrak untuk dapat
                bekerja dengan baik di atas pengawasan yang keras. Tetapi
                sesudah itu, lambat laun dengan sendirinya, makin kurang
                keras dan akhirnya hilang dengan sendirinya. Satu hal yang
                dibesar-besarkan oleh percakapan dan tulisan dan dijadikan
                bahan oposisi dan agitasi politik yaitu kalau memang waktunya
                sudah datang akan hilang dengan sendiri. Dan akhirnya berla-
                kulah Peraturan Kerja Merdeka tahun 1911. Waktu Ordonansi
                Kuli itu berangsur-angsur akan dikurangi tahun 1938, terha-
                lang oleh beberapa keadaan. Rancangan ke arah itu dikirimkan
                kepada kaum onderneming, tetapi mereka berkeberatan
                dengan rancangan tersebut. Mereka menganggap bahwa ran-
                cangan itu akan membahayakan kedudukan dan perkem-
                bangan onderneming. Pada tahun 1940 rencana itu belum
                juga dibawa ke Dewan rakyat (Volksraad), dan karena an-
                caman perang maka soal itu tidak dapat lagi dibicarakan.
                    Untuk mencari kuli, orderneming mengunakan berma-
                cam-macam cara. Mayoritas penduduk di Jawa adalah petani,
                pada umumnya para petani ini tidak mudah meninggalkan
                daerahnya. Bahkan berat juga meninggalkan kampung ha-
                laman dan desanya, sekalipun keadaan penghidupannya su-
                dah sangat mendesak. Hanya di beberapa daerah yang sangat
                padat penduduknya, yang hidupnya sudah sangat sukar, ka-
                dang-kadang orang terpaksa meninggalkan tempat kediaman-
                nya untuk merantau ke tempat lain mencari sesuap nasi,
                dengan maksud kemudian akan kembali ke kampung halaman-

                                                                   123
   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149