Page 73 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 73
Mochammad Tauchid
Hak erfpacht dapat dipindahkan haknya (dijual) kepada
orang lain, dan dapat dibebani dengan hak hipotik. Dapat di-
kembalikan kepada negara. Dapat juga dicabut haknya kalau
tidak memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam perjan-
jian, di antaranya ialah kalau tidak ditanami menurut patutnya
(perjanjiannya) atau pelanggaran atas larangan-larangan yang
ditentukan (dalam perjanjian erfpacht di antaranya disebutkan
tidak boleh menanam opium) serta juga karena tidak setia
membayar kanonnya sampai 5 tahun berturut-turut. Dalam
praktiknya hal semacam itu tidak sampai terjadi.
Penduduk daerah tanah erfpacht tidak dikenakan rodi
kepada pemilik erfpacht. Tetapi jika ada kerusakan karena ben-
cana alam, atau “kalau dipandang perlu” orang laki-laki yang
kuat bekerja dapat dikerahkan untuk bekerja gugur gunung.
Menurut undang-undang, tanah yang boleh diberikan
dengan hak erfpacht ialah tanah bebas yang berupa hutan
belukar, tetapi ada pula pengecualiannya:
a. tanah milik rakyat yang dikelilingi hutan, yang masing-ma-
sing pemiliknya “melepaskan haknya sesuai dengan kema-
uan sendiri,”
b. tanah hak milik rakyat, asal para pemiliknya “mau melepas-
kan haknya dengan kemauan sendiri” untuk erfpacht per-
tanian kecil buat golongan orang Eropa yang tidak mampu
menggunakanya dalam waktu 25 tahun, dan luasnya 25 bau,
c. tanah bekas tanah partikelir yang telah dibeli oleh peme-
rintah untuk dijadikan tanah pertanian besar yang lamanya
75 tahun, lalu kepemilikan tanah tersebut diganti dengan
hak milik baru yang bernama “landerijen bezitsrecht.”
Tanah hak erfpacht ada 3 macam:
a. erfpacht untuk pertanian besar (erfpacht voor groot
52