Page 77 - Hak Atas Tanah bagi Orang Asing
P. 77

54    FX. Sumarja


                Konsep   negara   hukum     kesejahteraan  mengharuskan
            pemerintahan berlandaskan pada dua hal. Pertama, pemerintahan
            tunduk dan didasarkan pada hukum yang berlaku. Kedua, negara
            bertugas mewujudkan kesejahteraan  rakyatnya.  Negara  atau
            pemerintah  tidak semata-mata sebagai  penjaga  keamanan  atau
            ketertiban  masyarakat,  tetapi pemikul utama  tanggung  jawab
            mewujudkan  keadilan  sosial,  kesejahteraan  umum  dan  sebesar-
            besar kemakmuran rakyat. 60

                Menurut Jimly Asshiddiqie, dalam konsep negara kesejahteraan
            negara  dituntut  untuk memperluas  tanggung jawabnya kepada
            masalah-masalah  sosial  ekonomi  yang  dihadapi  rakyat  banyak.
            Negara  perlu  dan bahkan harus  melakukan intervensi  dalam
            berbagai masalah sosial dan ekonomi untuk menjamin terciptanya
            kesejahteraan bersama dan masyarakat. Fungsi negara juga meliputi

            kegiatan-kegiatan yang sebelumnya berada di luar jangkauan fungsi
            negara,  seperti  memperluas ketentuan  pelayanan  sosial  kepada
            individu dan keluarga  dalam hal-hal khusus, seperti social security,
            kesehatan,  kesejahteraan sosial,  pendidikan  dan  latihan serta
            perumahan,  yang tentunya tidak bisa lepas dari pertanahan.
                       61
                Uraian di atas sejalan dengan pendapat Franz Magnis-Suseno,

            bahwa negara  secara hakiki  bertugas  untuk mengusahakan
            kesejahteraan  umum.  Negara harus mengusahakan  semua
            prasyarat, kondisi, prasarana agar masyarakat dapat hidup dengan
            adil dan  sejahtera.   Meminjam pendapat W. Friedmann,  tugas
                             62
                                                                  63


            60  Abrar Saleng..., Loc. Cit.
            61  Ridwan HR..., Loc. Cit.
            62  Franz Magnis Suseno, Etika..., Loc. Cit., hlm. 316.
            63  Sering disebut dengan  istilah  negara ekonomi  campuran,  lihat  W.
                Friedmann, The State and The Rule of Law in A Mixed Economy, London:
                Steven and Sons, 1971, hlm. 3; Bandingkan dengan Abrar Saleng..., Op.
                Cit., hlm. 16.
   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82