Page 157 - REFORMA AGRARIA EKOLOGIS
P. 157
Menurut status hak antara darat dan perairan juga berbeda.
Badan air tidak dilekati hak sebagaimana dikenal dalam
UUPA, sedangkan di daratan ada tanah adat di luar tanah
negara, ada tanah negara yang menjadi dasar penerbitan
tanah hak. Kombinasi karateristik bentang alam dan satus
hukum ini membentuk keragaman tersendiri, misalnya
nelayan yang tinggal di sempadan pantai, ruang hidupnya
bukan hak milik dan sumber penghidupannya tak bisa
dilekati hak. Regulasi dan instrumen lapangan Penataan
Akses membayangkan objek Reforma Agraria sebatas pada
tanah dengan status hak milik, seolah karakteristik yang
lain tidak ada, sehingga subjek tanpa hak milik tidak dapat
difasilitasi Penataan Akses meskipun membutuhkan, contoh
sederhana: Bagaimana dengan masyarakat urban di bantaran
sungai dengan HGB? Bagaimana dengan masyarakat adat
yang sumber penghidupannya bukan tanah negara dan tanah
hak?
b. Keragaman Sosial Budaya
Masyarakat Indonesia beragam secara sosial budaya. Menurut
tahapan perkembangannya dengan ciri khas masing-
masing, terdapat masyarakat hukum adat, masyarakat desa,
masyarakat transisi desa-kota, dan masyarakat kota.
Masyarakat hukum adat ialah warga negara Indonesia
yang memiliki karakteristik khas, hidup berkelompok
secara harmonis sesuai hukum adatnya, memiliki ikatan
pada asal usul leluhur dan atau kesamaan tempat tinggal,
terdapat hubungan yang kuat dengan tanah dan lingkungan
hidup, serta adanya sistem nilai yang menentukan pranata
ekonomi, politik, sosial, budaya, hukum dan memanfaatkan
satu wilayah tertentu secara turun temurun (Pasal 9 ayat (5)
Peraturan Presiden No 62 Tahun 2023 tentang Percepatan
Pelaksanaan Refoma Agraria). Meskipun demikian,
masyarakat hukum adat ada yang belum terakomodasi
hak-hak dan kewajiban kewargaannya dalam tata hukum
nasional.
142 REFORMA AGRARIA EKOLOGIS:
Praktik Penataan Akses Ramah Lingkungan di Desa Panjangrejo, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul