Page 101 - Dari Tanah Sultan Menuju Tanah Rakyat
P. 101

Nur Aini Setiawati

            yang harus diberikan pada pemerintah kasultanan. Setelah
            anggaran disetujui, uang muka diserahkan pada kasultanan.
                Uang sewa tanah kasultanan yang diwajibkan bagi orang
            nonpribumi ditetapkan satu sen setiap meter persegi setiap

            tahun (uang meteran). Uang meteran ini harus dibayarkan setiap
            setengah tahun dan akan dikenakan denda bagi yang me-
            nunggak. Mereka yang menyalahgunakan tanah persewa-
            annya dan melanggar hukum yang berlaku akan dikenakan
            denda sebesar f.100 atau dipenjara kurungan selama-lamanya
            tiga bulan. Setiap penyewa yang sudah membayar uang
            meteran mendapat izin memakai tanah (piagem) dari patih. 31
                Penyewa-penyewa tanah nonpribumi oleh patih dianjur-
            kan agar minta hak guna bangunan atas tanah yang mereka
            sewa. Pada umumnya, anjuran patih ini dipenuhi oleh orang-
            orang Eropa dan orang-orang Arab, sedangkan orang-orang
            Tionghoa sebagian besar tidak mematuhi anjuran itu karena
            uang hak guna bangunan lebih mahal bila dibandingkan
            dengan uang meteran. 32


            d. Tanah Krajan/Tanah bagi Para Pegawai Keraton

                Sebagian tanah milik sultan diberikan kepada pegawai-
            pegawainya (narapraja) yang dipercaya dan sebagai tanda
            baktinya kepada raja, pegawai-pegawai keraton itu harus
            menyerahkan sebagian hasil dari tanah dan tenaga kerjanya.
            Pegawai keraton yang disebut patuh harus mengantarkan



                31  Memori Serah Terima Jabatan 1921-1930: Jawa Timur dan
            Tanah Kerajaan (Jakarta: ANRI, 1978), hlm. Cclxvi.
                32  Ibid.

            82
   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106