Page 102 - Dari Tanah Sultan Menuju Tanah Rakyat
P. 102
Dari Tanah Sultan Menuju Tanah Rakyat
upeti (bulu bekti) yaitu bakti berupa hasil bumi seperti buah-
buahan dan bahan-bahan kayu (bambu). Selain itu, pegawai
keraton menyerahkan tenaga kerjanya sebagai kewajiban
yang harus dipenuhi dengan maksud untuk memberikan
tanda baktinya kepada raja. Pada dasarnya, kewajiban itu
merupakan beban rakyat kepada raja yang sering diganti
dengan pajak kepala. Penyerahan tenaga kerja (heerendienst)
ditetapkan umumnya 52 hari dalam satu tahun, meskipun
dalam praktiknya selalu lebih lama, karena tiap-tiap pegawai
untuk kepentingan dan kehormatan mereka selalu meminta
tenaga rakyat lagi hingga melebihi ketentuan waktu yang
ditetapkan. 33
Kewajiban untuk menyerahkan bakti oleh pegawai-
pegawai kepada raja, pada umumnya dibebankan kepada
rakyat karena pegawai-pegawai ingin mengurangi beban
berat yang ditimpakan oleh pegawai atasannya. Oleh karena
itu, pegawai paling rendah yang mengurus tanah membagi-
kan beban itu kepada rakyat. Akibatnya, tanah garapan rakyat
mengalami penciutan (versnippering). 34
Tanah-tanah yang dipakai pegawai keraton diatur
menurut golongan pekerjaannya, sehingga kampung-kam-
pung di mana mereka bertempat tinggal dikelompokkan
menurut pekerjaannya. Ada 8 golongan yang semuanya dike-
palai oleh seorang Bupati Najaka (menteri) yaitu bagian dalam
33 Staatsblad Van Nederlandsch Indie, Tahun 1906, No. 83.
34 Mochammad Tauhid, Masalah Agraria: Sebagai Masalah Peng-
hidupan Dan Kemakmuran Rakyat, Jilid I (Djakarta: Penerbit Tjakra-
wala, 1952), hlm. 18.
83