Page 80 - Dari Tanah Sultan Menuju Tanah Rakyat
P. 80
Dari Tanah Sultan Menuju Tanah Rakyat
njawi) yang berkuasa di bidang pemerintahan, sehingga ka-
dang-kadang kekuasaannya melebihi kekuasaan raja. Dalam
menjalankan tugasnya patih njawi dibantu oleh empat bupati
yaitu Bupati Numbakanyar dan Bupati Panumping yang
mengurusi masalah pertanahan serta Bupati Bumijo dan
Bupati Siti Sewu yang mengurusi masalah tanah. Jabatan patih
njawi ditiadakan ketika putera mahkota GRM Dorodjatun
akan naik tahta menggantikan kedudukan Sri Sultan
Hamengku Buwono VIII. 59
Pemerintahan di dalam istana dikuasakan pada patih
dalem yang dibantu oleh empat bupati lebet (nayoko lebet)
yang bertempat tinggal di ibukota kerajaan dan merupakan
pejabat istana. Mereka mendiami tanah-tanah yang luas di
Kota Yogyakarta. Keempat bupati itu adalah Bupati Keparak
Kiwa dan Keparak Tengen yang bertugas dalam bidang
keprajuritan dan pradatan atau peradilan, Bupati Gedong
Kiwa dan Gedong Tengen yang mengurusi masalah adminis-
trasi keuangan dan perbendaharaan istana. 60
Pegawai rendah yang berada di bawah kekuasaan bupati
adalah kliwon (bupati anom) yang secara struktural meru-
pakan pembantu bupati terutama Bupati Lebet. Kliwon yang
bergelar ngabehi sering pula disebut sebagai lurah carik yang
menjadi penghubung antara pegawai tinggi dengan pegawai
yang lebih rendah yang disebut priyayi atau abdi dalem.
59 KPH. MR. Soedarisman Poerwokoesoemo, Kasultanan
Yogyakarta: Suatu Tinjauan tentang Kontrak Politik 1877-1940,
(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 19850), hlm. 4.
60 Rouffaer, op. cit, hlm. 55.
61