Page 71 - Tanah Bagi yang Tak Bertanah: Landreform Pada Masa Demokrasi Terpimpin 1960-1965
P. 71

DEMOKRASI TERPIMPIN DAN LANDREFORM

               modernisasi basis agraria di Indonesia.
                  Sebagaimana diterangkan lebih lanjut oleh Menteri
               Sadjarwo,  landreform dilandasi pertimbangan-pertim-
               bangan pemerintah terhadap kondisi sosial masyarakat
               Indonesia seperti bentuk pemilikan tanah yang terlalu
               kecil dengan tingkat rata-rata penguasaan dan pemilikan
               tanah seluas 0,5 hektar tiap keluarga; perimbangan pemi-
               likan yang terlalu tajam antara mayoritas kaum tani de-
               ngan petani kaya yang memiliki tanah sampai ratusan
               hektar; diferensiasi sosial di antara kaum tani (40 persen
               merupakan golongan tani kaya dan tuan tanah sementara
               60 persen adalah petani miskin dan buruh tani tak ber-
               tanah di pedesaan); fragmentasi dan konsentrasi tanah
               dalam sistem tuan tanah; bentuk aktivitas pertanian tra-
               disional. Selain bertujuan meredistribusi tanah, reforma
               agraria juga bertujuan meningkatkan produksi nasional
               dan menghapus sistem tuan tanah berupa pemilikan
               tanah partikulir dan penguasaan tanah secara gadai, sewa
               dan bagi-hasil. 23
                  Sedikit berbeda, DPP Barisan Tani Indonesia (BTI)
               dalam tanggapan resminya di depan Dewan Perwakilan
               Rakyat Gotong Royong (DPR-GR) terhadap rencana pe-
               rombakan agraria ini memberikan dukungan meskipun
               disertai kritik halus yang menyatakan, “…belum jelasnja
               kepastian sampai dimana hak milik tanah bagi kaum tani
               dan penghisapan feodal akan dibatasi.” Pandangan se-
                                                   24
               perti ini setidak-tidaknya menyiratkan keraguan terha-
               dap kemampuan negara untuk melaksanakan kebijak-
               annya, terutama terkait dengan artikulasi kepentingan

               23. Uraian Sadjarwo tentang persoalan  landreform ini terdapat dalam
                 tulisannya dalam Penerbitan Khusus No. 96 Departemen Penerangan RI.
               24. Suara Tani. No. 10, Th. XI, Oktober 1960, hal. 2.

                                        65
   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76