Page 95 - Tanah Bagi yang Tak Bertanah: Landreform Pada Masa Demokrasi Terpimpin 1960-1965
P. 95
GEJOLAK PEDESAAN DAN RADIKALISASI PETANI
Ansor dan kepada Rakjat agar segera melapor-
kan kepada alat negara djikalau melihat penipu-
an2 dan hasutan2 djahat kaum penitpu tani. 20
Pernyataan inilah tanggapan terhadap tindakan kaum
tani yang dipelopori oleh BTI dalam usaha mereka men-
jalankan pelaksanaan landreform.
Memang sulit mengatakan siapakah yang bertang-
gungjawab atas terjadinya “aksi-aksi sepihak” itu. Kedua
belah pihak menggunakan istilah tersebut secara bebas di
mana BTI dan PKI menyebutkan bahwa tuan tanah dan
pejabat desa telah melakukan aksi sepihak dalam meng-
halangi kaum tani mendapatkan hak mereka, sedangkan
bagi pemilik tanah serta organisasi yang mewakilinya me-
mandang tindakan kaum tani yang mendahului keputus-
an pemerintah merupakan tindakan sepihak. 21
Meskipun demikian, identifikasi aksi sepihak dengan
PKI dan BTI bukanlah tanpa alasan. Aksi massa terkait
landreform dimulai untuk pertama kalinya Februari
1964. Di Klaten, inisiatif menjalankan aksi sepihak dimu-
lai dengan mengadakan rapat umum BTI di alun-alun
kota. Suasana rapat didukung oleh spanduk-spanduk
yang terpampang sepanjang jalan dengan tulisan-tulisan
mencolok seperti “Tanah Untuk Tani Penggarap” dan
22
“Gantung Tujuh Setan Desa”. Di Klaten pula tanggal 14
20. Duta Masjarakat, 19 Djanuari 1965.
21. Pembatasan tentang ini diuraikan oleh Margo Lyons. “Dasar-Dasar Kon-
flik di Daerah Pedesaan Jawa”, dalam Soediono M.P. & Gunawan Wiradi
(ed)., Dua Abad Penguasaan Tanah. Jakarta: PT Gramedia, 1984, hal.
202-220.
22. Laporan Tentang Studi Mengenai Keresahan Pedesaan Pada Tahun
1960-an. Pusat Penilitian dan Studi Pedesaan dan Kawasan UGM. Jakar-
ta: Yayasan Pancasila Sakti, 1982, hal.43.
89

