Page 107 - Kondisi dan Perubahan Agraria di Ngandagan
P. 107

Ahmad Nashih Luthfi  dkk.
                Koperasi lumbung padi itu berlokasi di Balai Desa dan dikelola
                oleh aparat desa. Bagi yang tidak mempunyai sawah tidak
                diwajibkan untuk menyumbang atau menyimpan padi.” 21
                Pada masa lurah Soemotirto produktifitas pena-
            naman padi lokal untuk tanah 45 ubin bisa mencapai 2
            hingga 3 kuintal untuk sekali tanam, berbeda dengan
            sekarang yang rata-rata bisa mencapai 3 kuintal lebih
            untuk sawah seluas 45 ubin.  Produksi beras itu diper-
                                     22
            gunakan sepenuhnya oleh penggarap tanah 45 ubin.
            Kadang-kadang mereka membikin bibit padi sendiri,
            tetapi juga sering membeli bibit dari penggarap lain. Para
            penggarap 45 ubin tidak membayar pajak tanah kepada
            desa, namun yang memenuhi pembayaran pajak adalah
            pemilik tanah atau  kuli baku. Para penggarap hanya
            mempunyai kewajiban melunaskan kerja wajib desa
            seperti memperbaiki saluran irigasi, jalan desa dan ronda
            sebagaimana telah disinggung di muka. 23
                Sementara itu, penguasaan tanah sawah kulian yang
            dijabarkan di atas status hukumnya adalah erfelijke indi-
            vidueel bezitrecht, kepemilikan individual yang dapat
            diwariskan secara turun-temurun. Akan tetapi dia tunduk



                21  Wawancara dengan Ibu Dahlia tanpa proses perekaman, Ka-
            ranganyar, 7 Juni 2010.
                22  Wawancara dengan Juliati tanpa proses perekaman, Nganda-
            gan, 6 Juni 2010.
                23  Kadang-kadang kerigan juga memperbaiki kantor desa. Kerja
            kerigan hingga sekarang masih berlaku.

            86
   102   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112