Page 224 - Kondisi dan Perubahan Agraria di Ngandagan
P. 224
Kondisi dan Perubahan Agraria Desa Ngandagan ...
sehingga tidak ada orang yang berani menolak. Ingatan
ini cukup kuat baik pada mereka yang rumahnya
dipindah maupun mereka yang tanahnya terkena
penempatan rumah.
Sengketa agraria di masa lalu yang diingat oleh
masyarakat adalah terkait dengan kasus resettlement dan
bukan masalah sawah buruhan. Sengketa ini sampai
pada tahap konflik yang melibatkan antara seseorang
yang bernama Saronto dengan Soemotirto hingga ber-
ujung pada proses pengadilan. Berakhirnya konflik ini
justru menjadi awal dari tindakan counter-reform dari
pihak-pihak yang merasa dirugikan oleh kebijakan Soe-
motirto. Pemilik rumah kembali ke tempatnya semula,
karena inisiatif sendiri ataupun karena teror yang dila-
kukan oleh pemilik tanah. Pada gilirannya, berbagai pres-
tasi yang dihasilkan oleh Soemotirto dalam membangun
desanya distigmatisasi sebagai hasil dari program-pro-
gram komunis yang merupakan ideologi utama
masyarakat Ngandagan, lebih-lebih Soemotirto, di masa
lalu. Dengan sendirinya, keberhasilan itu dihancurkan
pasca Soemotirto, terkecuali tentang kebijakan sawah
buruhan yang telah bekerja di atas alas sistem tenurial
tradisional.
Di sinilah terjadi pergeseran persepsi terhadap sta-
tus sawah buruhan 45 ubin: dari periode sebelum Soe-
motirto; ketika Soemotirto melakukan redistribusi tahun
1947; periode ketika dijalankannya UUPA 1960; hingga
203