Page 435 - Gerakan-gerakan Agraria Transnasional
P. 435

Mengklaim Tanah Untuk Reformasi Gerakan Agraria

               hutan, mereka bertentangan dengan agenda kelompok
               keadilan lingkungan. Pada saat yang sama, meskipun
               banyak dari kepentingan konservasi besar ini mungkin tidak
               setuju dengan pembela keadilan sebagai solusi yang tepat
               untuk masalah lingkungan hidup, namun mereka mem-
               bantu membuat pemerintah sadar tentang masalah ling-
               kungan, mereka juga membantu membentuk lembaga dan
               menyediakan dana untuk menangani masalah ini di jalur
               legal formal pada saat yang sama dengan pembela keadilan
               lingkungan yang bekerja di lapangan. Sebagai contoh,
               seperti yang kita lihat di bawah ini, rezim Suharto mem-
               bentuk Kementerian Lingkungan Hidup di samping
               Departemen Kehutanan, dan dengan demikian berkon-
               tribusi pada penciptaan penggandaan konteks untuk agenda
               lingkungan. Tetapi  anggaran lembaga dan kekuasaan
               ideologis terdahulu dalam negara hampir tidak cocok untuk
               apa yang pengelola kehutanan sebut ‘Departemen
               keemasan’ mereka (Peluso 1992). Dengan demikian, ber-
               bagai aliansi dan perbedaan menandai gerakan lingkungan
               ini dari awal, bahkan ketika common ground dianggap
               kebijakan politis.
                    Kesamaan dari cerita awal orientasi akarrumput dan
               nasional atau lembaga-lembaga lingkungan hidup inter-
               nasional digambarkan oleh kisah WALHI (Wahana Ling-
               kungan Hidup Indonesia ). Lembaga ini dibentuk pada
               1980 dan secara eksplisit asal-usul dan inspirasinya berawal
               pada pertemuan Stockholm untuk Sustainable Develop-
               ment pada tahun 1972, sebuah pertemuan yang juga banyak
               menginspirasi organisasi lingkungan dan konservasi besar
               lainnya.
                    WALHI didirikan saat kekuasaan kehutanan di In-
               donesia berada di puncak, ketika hutan (kayu) dan ekstraksi
               minyak dan perdagangan dicatat sebagai bagian terbesar
               penyumbang GDP Indonesia (Robison 1986). Kehutanan
               diangkat statusnya menjadi Departemen pada tahun 1983,


                                                                  421
   430   431   432   433   434   435   436   437   438   439   440