Page 436 - Gerakan-gerakan Agraria Transnasional
P. 436

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

            dengan yurisdiksi atas ratusan juta hektar tanah nasional.
            Ratusan konsesi kayu dialokasikan di seluruh negeri – di
            Kalimantan sendiri saja lebih dari 500 (Barr 1997). Dengan
            bantuan teknis dan pinjaman dari FAO (Food and Agri-
            culture Organization) dan Bank Dunia, pengelola hutan
            telah menyatakan, mengalokasikan dan memetakan hutan
            nasional, membagi mereka ke dalam hutan produksi dan
            hutan lindung, serta cadangan alam dan cadangan hutan
            konservasi (untuk persiapan konversi ke industri pertanian
            atau pengembangan proyek pembangunan).
                 Mengingat kekuatan kelembagaan Departemen
            Kehutanan dan kekuatan otorisasi pemerintahan, WALHI
            tidak bisa bertahan tanpa dukungan dari dalam pemerintah.
            Menanggapi tekanan internasional, tetapi dalam cara-cara
            yang tidak dimaksudkan untuk mengganggu pendapatan
            luar biasa dari sektor kehutanan, Soeharto menciptakan
            Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), dipimpin oleh Dr
            Emil Salim. Kementrian Lingkungan Hidup memiliki
            anggaran sedikit dan kekuasaan nyata yang kecil di dalam
            negara. Namun, kementrian yang dipimpin oleh Salim
            menyediakan tempat yang aman bagi aktivis keadilan
            lingkungan – posisinya sendiri yang termarjinalkan di
            pemerintahan menciptakan dasar untuk membentuk aliansi
            dengan para pendukung keadilan ini. Pada saat yang sama,
            KLH mengembangkan hubungan dengan pengacara
            lingkungan internasional dan penasihat hukum  - yang juga
            terpinggirkan oleh pengembangan skala besar kepentingan
            global yang dominan di pimpinan negara. Dalam beberapa
            hal, kemudian, KLH menjadi lembaga pemersatu  bagi
            kelompok keadilan dan komponen hijau yang jauh dari
            gerakan lingkungan. Ketika pemerintah Orde Baru mulai
            menafsirkan kritik-kritik kebijakan dan praktek pengem-
            bangan mereka sebagai subversif, diskusi-diskusi diarahkan
            dilakukan melalui media publik dimana hak-hak petani
            atau akses terhadap tanah yang hilang untuk perusahaan-


            422
   431   432   433   434   435   436   437   438   439   440   441