Page 447 - Gerakan-gerakan Agraria Transnasional
P. 447

Mengklaim Tanah Untuk Reformasi Gerakan Agraria

               Perusahaan Perkebunan Negara. Operasi SPP menggam-
               barkan bentuk baru organisasi pergerakan agraria, karena
               dia bekerja tidak hanya melalui pendudukan tanah lansung
               dan bentuk lain tindakan kolektif, tapi juga dengan
               negosiasi para pemimpinnya dengan politisi, pejabat di
               lembaga manajemen tanah pemerintah, dan anggota
               parlemen distrik dan pemimpin nasional. SPP dan NGO
               terkait (terutama Konsorsium Pembaruan Agraria, KPA
               dan, baru-baru ini, KARSA-Lingkar Pembaruan Agraria
               Dan Pedesaan), juga telah bekerja sama dengan NGO yang
               bekerja untuk hak asasi manusia (YLBHI) dan konservasi
               (WALHI, LATIN-Lembaga Alam Tropika Indonesia).
               KPA dibentuk pada tahun 1995 selama periode bawah
               tanah dari kegiatan aktivis agraria. Meskipun secara teknis
               dia merupakan  sebuah NGO, beberapa anggota KPA juga
               merupakan pemimpin organisasi petani.
                    SPP dan keanggotaannya mempraktekkan ide yang
               dibawa kepada mereka oleh akademisi pro-reformasi,
               Gunawan Wiradi (1997), menggagasi tentang “pengaruh
               reforma agraria” (Powelson dan Bursa 1990). Kemampuan
               mereka untuk menempati, memegang dan mengubah
               penggunaan dan penutup vegetatif dari wilayah yang didu-
               duki adalah penting, walaupun daerah tersebut tampaknya
               relatif kecil untuk jutaan hektar lahan hutan dan perke-
               bunan di Jawa Barat. Pendudukan tersebut merupakan hal
               yang paling berarti untuk  mereka selama tiga perempat
               dekade. Di bawah  pemerintahan Soeharto, pemilik tanah
               akan dipaksa keluar atau lebih buruk lagi. Memang,
               Perusahaan Kehutanan dan Perkebunan Negara telah
               mempekerjakan ratusan preman untuk mengusir petani
               dari wilayah yang diduduki, tapi akhirnya gagal untuk
               mengusir mereka.
                    Baru-baru ini, kelompok reforma agraria telah ber-
               kampanye untuk mendapatkan partisipasi dalam pengam-
               bilan keputusan pemerintah. Dalam wilayah kerja mereka


                                                                  433
   442   443   444   445   446   447   448   449   450   451   452