Page 462 - Gerakan-gerakan Agraria Transnasional
P. 462
GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL
lainnya, lebih baik bekerja sama dengan pemerintah dalam
program kehutanan sosial dan “memenangkan” kepemi-
likan swasta menjadi inti utama pertikaian.
Beberapa masyarakat sekitar hutan dan aktivis re-
forma agraria berupaya berhubungan dan berkolaborasi,
sehingga dapat untuk melihat pekerjaan mereka dari per-
spektif baru. Untuk KPA, misalnya, masyarakat kehutanan
merepsentasikan koneksi akses dukungan dan jaringan ke
sumber daya baru. Koneksi juga memberikan kesempatan
untuk aktivis reforma agraria untuk meradikalisasi masya-
rakat kehutanan sebagai bentuk lain dari keadilan ling-
kungan. Untuk tujuan ini, WALHI dan NGO lingkungan
seperti ARUPA (Aliansi Relawan untuk Penyelamatan
Alam) memimpin kampanye di Jawa untuk membubarkan
Perusahaan Kehutanan Negara (PERHUTANI)- yang sebe-
narnya adalah untuk mengumumkan kebangkrutan
perusahaan pemerintah ini pada tahun 2002. Meskipun
pada akhirnya Perusahaan Kehutanan Negara dipertahan-
kan dengan dukungan dari Menteri Keuangan, namun
tekanan oleh para aktivis, akademisi dan beberapa yayasan
/penyandang dana memaksa Perusahaan Kehutanan Ne-
gara untuk secara dramatis meningkatkan hak-hak akses
masyarakat terhadap tanah negara berupa hutan ini serta
meningkatkan jumlah wilayah dan pohon di bawah pro-
gram kehutanan sosial - namun tidak untuk mendistri-
busikan atau mereklasifikasi lahan hutan negara (Simon
1993,1994; Awang 2004). Sementara hal ini dikritik oleh
aktivis reforma agraria, aktivis keadilan lingkungan mem-
bela ini sebagai “akses” pendekatan, dan melihatnya
sebagai celah potensial pada sulitnya pengelolaan untuk
lahan hutan. Keuntungan tambahan pada akses petani akan
sulit untuk ditolak setelah Perusahaan Kehutanan Negara
atau Menteri Keuangan telah mengakui mereka (wawan-
cara penulis dilihat 2007). Dalam kenyataannya skenario
inilah yang terjadi.
448

