Page 651 - Gerakan-gerakan Agraria Transnasional
P. 651

Dimana Tidak Ada Gerakan

               untuk membawa hasil panen ke pasar. 278
                    Kebijakan-kebijakan ini telah menempatkan negara
               dalam konflik langsung dengan sistem tradisional pengo-
               lahan tanah  penduduk desa. Di desa-desa Karen, sebagian
               tanah  di sekitar desa adalah tanah komunal sementara
               cropping land berada di bawah kepemilikan tradisional
               dalam keluarga; alokasi dan sengketa tanah  ditangani oleh
               para tetua desa dalam ‘traktat desa’, sebuah unit terdiri dari
               beberapa desa di suatu wilayah. Sebuah studi tahun 2005
               terhadap para penduduk bukit Karenmenemukan bahwa
               hanya 23 persen yang memegang dokumen yang dikelu-
               arkan pemerintah yang mengakui beberapa bentuk kepe-
               milikan atas tanah mereka, sementara lebih dari 70 persen
               memegang  hak atas tanah melalui kepemilikan adat atau
               izin dari tetua desa (TBBC 2005).
                    Pertanian subsisten membentuk komponen penting
               identitas di pedesaan. Ikatan dengan tanah bersifat mate-
               rial, sebagai komponen penting demi kelangsungan hidup,
               dan bersifat spiritual. Animisme tradisional Karen  berda-
               sarkan pada seputar kekuatan-kekuatan yang bersemayam
               dalam semua benda, yang harus dipenuhi(Marshall 1997,
               210-11), kepercayaan yang secara parsial telah diasimi-
               lasikan ke dalam Buddhisme dan Kristen lokal. Kebijakan
               negara atas tanah dan produksi hasil panen oleh karena itu
               sering dilihat sebagai serangan terhadap inti kehidupan,
               kelangsungan hidup dan spiritualitas desa. Dikombinasikan
               dengan tuntutan akan beragam kerja paksa (termasuk
               bekerja di tanah desa yang disita), pemerasan teratur uang
               dan makanan, dan hukuman kekerasan bagi mereka yang
               tidak patuh, hal ini menyudutkan penduduk desa di mana
               mereka tidak memiliki pilihan selain melawan.


               278  Lihat website World Food Programme,  http://www.wfp.org/
                  country_brief/indexcountry.asp?negara=104.


                                                                  637
   646   647   648   649   650   651   652   653   654   655   656