Page 652 - Gerakan-gerakan Agraria Transnasional
P. 652
GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL
Respon Desa
Banyak respon muncul selama beberapa dekade
dengan arah yang berbeda, sebagian besar melibatkan
berbagai bentuk perlawanan dan penyingkiran. Sebagai
contoh, ketika penduduk desa diperintahkan untuk
menanam padi musim kemarau mereka sering membeli
bibit seperti yang telah ditetapkan tetapi tidak ditanam,
mengetahui bahwa hasil panennya akan gagal karena infra-
struktur irigasi yang diperlukan tidak ada. Bahkan jumlah
benih yang mereka beli dikurangi karena mereka tidak
melaporkan luas tanah yang sebenarnya yang mereka ker-
jakan. Ketika kuota diminta pada waktu panen yang dipro-
yeksikan, mereka menegosiasikan pengurangan karena
penyakit, kurangnya air atau bencana lainnya, dan jika
gagal mereka menyuap pejabat pemerintah. Taktik ini
segera merusak proyek agrofuel nasional negara, yang
mengharuskan setiap desa untuk menanam ribuan pohon
jarak dan semak-semak jatropha dan panen buncis untuk
menyediakan agrofuel bagi Tatmadaw (KHRG 2007, 45-
6). Seorang pemimpin perempuan desa mengungkapkan
pendapat umum: “Saya rasa kacang kastor ini tidak mem-
berikan hal baik bagi kami. Tidak ada yang mau mena-
namnya dan kami tidak tahu cara menanam nya. . . . Kami
kira kami tidak akan menanamnya, kami hanya akan
membayar harga yang mereka tuntut dan menyimpan benih
di tempat yang aman ‘(KHRG 2007, 50).
Ketika para pemimpin desa menerima permintaan
tertulis untuk tenaga kerja paksadan material, sudah biasa
bagi mereka untuk tidak menanggapinya, lalu meminta
kerabat memberikan alasan ketidakhadiran atau sakit, lalu
dengan beralasan bahwa penduduk desa terlalu sibuk
dengan pekerjaan pertanian; akhirnya, banyak tuntutan
menguap atau berakhir sangat tertunda dan berkurang.
Dalam salah satu contoh pada tahun 2004, seorang pegawai
638

