Page 654 - Gerakan-gerakan Agraria Transnasional
P. 654
GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL
budaya Burma, para perempuan ini secara rutin memarahi
atau menantang para perwira militer muda yang mem-
berikan perintah, mengetahui bahwa rasa berkuasa dan
otoritas mereka menjadi membingungkan ketika diha-
dapkan dengan figur-seorang ibu. Dalam perintah tertulis
ke desa-desa, sangat umum bagi petugas Tatmadaw untuk
memanggil perempuanpemimpin desa sebagai ‘Ibu’ dan
279
merujuk diri mereka sebagai ‘Anak laki-laki’. Dalam
suatu kasus seperti itu, seorang perempuan pemimpindesa
di distrik Papun menerima sebuah perintah pada akhir
tahun 2005 untuk mengirim beberapa penduduk desa
sebagai ‘pemandu’ patroli militer. Mengetahui bahwa ini
berarti kerja paksa sebagai manusia penyapu ranjau, ia pergi
ke markas untuk menemui petugas. Setelah dia bertemu
dengan petugas disana, ia berkata kepada petugas tersebut,
“Kau tahu aku tidak bisa meminta penduduk desa saya
untuk melakukan hal ini. Saya tidak bisa meminta mereka
untuk berjalan di depan pasukan Anda dan menginjak
ranjau.’ Petugas tersebut meminta maaf dan berkata tidak
ada yang bisa dia lakukan; “Ini tugas saya dan ini adalah
perintah dari atas, Anda harus melakukannya atau desa
Anda akan dihukum.’ Pemimpin perempuan itu berkata,
’Kalau begitu masukan aku dalam daftar.. Aku akan pergi.
Tapi dengan satu syarat. Aku takut ranjau, dan aku yakin
kau takut juga. Jadi mari kita berjalan di depan bersama-
sama, bergandengan tangan. Jika saya atau Anda
menginjak ranjau, kita berdua akan mati bersama-sama.
Aku akan puas dengan itu. Petugas itu akhirnya menjawab,
“Saya akan memikirkannya, pulanglah Bu dan saya akan
memberitahu Anda keputusan saya nanti ‘ lalu tuntutan
itu tidak pernah datang lagi. 280 Pemimpin wanita itu tahu
279 Banyak contoh seperti ini muncul dalam KHRG (2002) dan KHRG
(2003).
280 Wawancara, peneliti hak asasi manusia Karen, November 2005.
640

