Page 653 - Gerakan-gerakan Agraria Transnasional
P. 653
Dimana Tidak Ada Gerakan
junior menuntut kerja paksa sebuah desa dari hari ke hari
tanpa ada seorangpun yang pernah muncul, sampai desa
menerima surat yang menjengkelkan di mana ia menulis,
“Aku dikeluarkan [oleh petugas yang lebih tinggi] karena
kalian’ dan mengancam untuk menyerang desa jika tidak
ada yang datang untuk bekerja. Akhirnya desa ‘patuh’
hanya jika kekerasan fisik terjadi, dengan mengirimkan
setengah dari jumlah buruh yang diminta setelah terlambat
seminggu (KHRG 2005, 93).
Banyak taktik perlawanan yang tidak sepenuhnya
spontan, dan di sini peran kepala desa dan para tetua desa
penting karena mereka bertindak sebagai penghubung
dengan semua kelompok bersenjata dan banyak penduduk
desa mengikuti petunjuk mereka. Hal Ini memberikan
strategi perlawanan tingkat koordinasi dan kesatuan arah,
dan juga menyebarkan strategi di antara desa melalui
pertemuan ‘traktat desa’ di mana para kepala desa dapat
bertukar pengalaman. Pemimpin desa secara rutin di-
panggil oleh Tatmadaw maupun pasukan non-negara
untuk menerima perintah bagi desa-desa mereka, sehingga
mereka harus menjadi negosiator yang cerdik . Laporan-
laporan dan daftar-daftar yang diwajibkan untuk dipenuhi
biasanya disunting dengan ketat agar sesuai dengan kepen-
tingan desa mereka. Akibatnya mereka bertindak sebagai
koordinator taktis bagi ketidak-patuhan dan perlawanan
penduduk desa, walaupun ketika mereka memutuskan
bahwa tuntutan tertentu harus dipatuhi mereka kadang-
kadang ditentang oleh penduduk mereka sendiri. Bagai-
manapun juga, mereka umumnya bertanggung jawab
terhadap kelompok-kelompok bersenjata untuk setiap
ketidakpatuhan dan biasanya yang pertama ditahan atau
disiksa untuk ketidakpatuhan.
Kekuatan bernegosiasi ditambah dengan ditetap-
kannya tetua perempuan sebagai pemimpin desa. Dengan
memanfaatkan penghormatan untuk figur-ibu dalam
639

