Page 470 - Kembali ke Agraria
P. 470
Kembali ke Agraria
untuk mencapai tujuan-tujuan bermotif ekonomi maupun politik elit
yang tak mesti sejalan dengan tujuan perjuangan petani. Selama ini,
eksistensi HKTI yang membawa nama besar petani, tapi tingkah po-
lahnya tak selalu mencerminkan gambaran sebagai wadah perju-
angan petani.
Diakui atau tidak, HKTI barulah sebagai ormas tani seolah-olah.
Seolah-olah ormas tani. Disinyalir, gerak-geriknya pun kerap tak
sebangun dengan kepentingan nyata petani.
Perlu transformasi
Jika menemukan peran sejarahnya secara signifikan, tak ada
pilihan lain kecuali HKTI harus merumuskan ulang jati dirinya.
Tersedia pilihan, apakah akan tetap jadi seperti selama ini–ormas
atas nama sekaligus kendaraan politik elit yang mengatas-namakan
kepentingan petani? Ataukah mau bertransformasi jadi ormas tani
sejati. Jika pilihan kedua yang diambil, ada sejumlah prasyarat yang
tak mungkin dielakkan. Kepemimpinan ormas tani mestilah diisi figur
yang memiliki rekam jejak yang cemerlang sejak dalam pikiran, per-
kataan maupun perbuatannya dalam memperjuangkan hak-hak
petani.
Selain itu, secara kelembagaan ormas tani juga mestilah mampu
merumuskan agenda dan program perjuangan yang benar menyentuh
kepentingan dan kebutuhan kaum tani. Misalnya, jika ormas tani
menyadari problem petani yang pokok ialah ketidakadilan agraria,
maka reforma agraria sebagai jawaban harus jadi agenda utama per-
juangannya.
Aneka program pun mestilah lebih membumi sehingga menyen-
tuh kebutuhan dasar petani. Hak ekonomi, sosial dan budaya petani
penting diterjemahkan ke dalam program kerja nyata. Jika reforma
agraria jadi agenda utama, maka landreform yang bermakna perom-
bakan struktur pemilikan, penguasaan dan pemanfaatan tanah seca-
ra berkeadilan harus jadi program pokok perjuangan petani Indone-
sia.
451

