Page 174 - Tanah Hutan Rakyat
P. 174
Tanah Hutan Rakyat 161
(guyub) dan bersedia bekerjasama (gotong royong); Kedua,
struktur sosial, seperti: setting lapisan sosial, struktur agraria,
struktur demografi, dan pengetahuan lokal. Masyarakat
Desa Kalimendong memiliki lapisan sosial yang terbentuk
berdasarkan penguasaan dan pemilikan tanah hutan rakyat;
Ketiga, supra struktur sosial, seperti: setting ideologi dan
sistem nilai yang berlaku. Masyarakat Desa Kalimendong
memiliki sistem nilai yang memadukan antara semangat
kesejahteraan dengan semangat konservasi, yang terbukti
mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam frame
lingkungan yang mampu menghindar dari bencana longsor.
Sistem sosial Desa Kalimendong yang intinya berupa
tradisi hidup rukun dalam lapisan sosial yang dinamis, untuk
meningkatkan kesejahteraan dalam frame konservasi tanah,
telah memberi keuntungan sosio-ekonomi dan sosio-ekologi
bagi masyarakat. Keberadaan sistem ini seolah-olah menjadi
sumber kemakmuran (kesejahteraan) bagi masyarakat, karena
memiliki nilai-nilai keadilan sehingga mampu mencegah
dan mereduksi konflik, dan layak dilanjutkan secara lintas
generasi. Berbekal sistem sosialnya, masyarakat juga mampu
mendukung kelahiran APHR, kemudian mengembangkan
perannya agar lebih mampu memberi kesejahteraan.
Setelah berdiri sebagai badan hukum, APHR melakukan
sosialisasi kepada masyarakat luas tentang rencana pengelolaan
hutan rakyat. Kemudian anggota masyarakat di wilayah “Joko
Madu” dipersilahkan mendaftar menjadi anggota APHR dengan
mengisi formulir persyaratan dan pernyataan, bahwa mereka
secara sukarela bersedia menjadi anggota APHR dan bersedia