Page 175 - Tanah Hutan Rakyat
P. 175
162 Aristiono Nugroho, dkk
mengikuti pola pengelolaan hutan rakyat yang dilakukan oleh
APHR. Akhirnya setelah pendaftaran, APHR memiliki anggota
sebanyak 2.698 kepala keluarga, dengan luas hutan rakyat
yang dikelola sebesar 1.228,652 Ha (seribu dua ratus dua puluh
delapan koma enam ratus lima puluh dua hektar). Pendaftaran
sebagai anggota APHR, merupakan saat di mana kepercayaan
masyarakat terhadap APHR diuji. Saat itu juga menjadi bagian
akhir dari proses sosialisasi cita-cita, yang ingin menjadikan
pemilik hutan rakyat sebagai pihak yang menentukan masa
depannya sendiri. Pada peristiwa inilah berkelindan dua
hal penting, yaitu kepercayaan dan kemandirian. Pada satu
sisi, masyarakat (pemilik hutan rakyat) mengembangkan
kepercayaan, bahwa mereka mampu mandiri. Sementara
itu, pada sisi lainnya, masyarakat juga mengembangkan
kemandirian, yang didukung oleh kuatnya kepercayaan
diri. Keterpaduan yang harmoni antara kepercayaan dan
kemandirian masyarakat, akhirnya bermuara pada keberhasilan
mereka dalam membangun keseimbangan, antara aspek sosio-
ekonomi dengan aspek sosio-ekologi. Inilah bukti, bahwa
kemauan atau keinginan yang kuat yang didukung potensi dan
aktualisasinya, telah menjadikan masyarakat mampu hidup
dinamis atau “menjadikan hidup lebih hidup”.
Kemampuan hidup dinamis menjadikan masyarakat
Desa Kalimendong siap berbagi konsep kesejahteraan dengan
masyarakat di desa-desa sekitarnya. Sebagaimana diketahui
wilayah “Joko Madu” yang merupakan wilayah kerja APHR,
telah menjadikan APHR memiliki anggota yang relatif banyak
di wilayah yang juga relatif luas. Hanya saja dalam kondisi