Page 192 - Tanah Hutan Rakyat
P. 192
Tanah Hutan Rakyat 179
baik, maka sekolah hanya membuang waktu saja.
Pada saat kehidupan masyarakat Desa Kalimendong
masih relatif berat, maka para tokoh desa berupaya mengatasi
kecenderungan identitas masyarakat, yang mengarah pada
pemborosan sosio-ekonomi dan sosio-ekologi. Pemborosan
sosio-ekonomi terlihat pada adanya beberapa kegiatan yang
tidak perlu (tidak penting), yang ternyata menghabiskan
biaya besar. Sementara itu, pemborosan sosio-ekologi terlihat
pada adanya pembiaran tanah yang dimiliki dan berlereng
terjal, sehingga tanah tidak berkontribusi bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Pada awalnya upaya mengatasi kecenderungan identitas
yang boros sosio-ekonomi dan sosio-ekologi, justru
mengacaukan identitas masyarakat. Hal ini terjadi, karena
ketika masyarakat telah meninggalkan identitas yang lama,
ternyata mereka belum mampu menyerap identitas yang baru.
Situasi ini diperkuat oleh adanya sebagian anggota masyarakat
yang memiliki fanatisme terhadap pemikiran, cara, atau
tradisi sebelumnya. Sebagaimana diketahui, fanatisme adalah
anggapan bahwa pemikiran, cara, atau tradisi sebelumnya
yang diyakini merupakan sesuatu yang terbaik.
Jika kekacauan identitas tidak dapat diatasi, maka lambat
laun hal ini akan berkembang menjadi pengingkaran identitas.
Sebagai contoh, ketika masyarakat Desa Kalimendong yang
secara sosio-ekologi dan sosio-ekonomi memiliki identitas
sebagai masyarakat tani-hutan, tetapi ternyata tidak mampu
menunjukkan identitasnya; maka dapatlah dikatakan bahwa
masyarakat Desa Kalimendong telah melakukan “pengingkaran