Page 206 - Tanah Hutan Rakyat
P. 206
Tanah Hutan Rakyat 193
sebagai sebuah gerakan sosial untuk melindungi tanah
dari berbagai kerusakan, yang ditimbulkan oleh berbagai
aktivitas masyarakat di atas tanah. Ketika masyarakat Desa
Kalimendong berkenan menggunakan tanah miliknya untuk
hutan rakyat dengan menanam albasia dan salak, maka saat
itu konservasi telah dilakukan.
Upaya membangun kesadaran konservasi masyarakat
masyarakat Desa Kalimendong juga tidak selalu berjalan
lancar, karena banyaknya perusahaan pengolahan kayu di
sekitar Desa Kalimendong. Tetapi hal ini berhasil diatasi,
ketika banyaknya perusahaan pengolahan kayu di sekitar Desa
Kalimendong disikapi oleh Kementerian Kehutanan (dahulu:
Departemen Kehutanan) dengan mengendalikan jumlah dan
kinerja perusahaan pengolahan kayu. Hal ini penting, agar
banyaknya perusahaan pengolahan kayu tidak menimbulkan
ancaman bagi kelestarian fungsi hutan. Sementara itu,
agar perusahaan pengolahan kayu dapat terus beroperasi,
maka Kementerian Kehutanan melakukan pengendalian
penebangan kayu, dan pengendalikan pasokan kayu. Untuk
itu Kementerian Kehutanan melakukan berbagai upaya yang
dapat mendorong partisipasi masyarakat, dalam menjaga
kelestarian fungsi hutan.
Ikhtiar Kementerian Kehutanan untuk mendorong
partisipasi masyarakat telah berhasil mengembangkan etos
(ethos) masyarakat Desa Kalimendong dalam mengelola tanah
hutan rakyat. Elizabeth Walter (2004) menyatakan, bahwa
etos adalah cita-cita dan keyakinan yang dimiliki seseorang
atau suatu kelompok. Cita-cita muncul karena mereka